Jawa Barat Krisis Dokter Spesialis, Layanan Kesehatan Tak Maksimal

BANDUNG - Provinsi Jawa Barat mengalami krisis dokters spesialis. Selain itu penyebarannya tidak merata karena hanya terpusat di wilayah perkotaan.

Ironisnya, kondisi ini sudah berlangsung lama. Hal inilah yang kini kembali menjadi sorotan DPRD Jawa Barat.

Dengan minimnya dokter spesialis di kabupaten/kota, khususnya di daerah terpencil berdampak pada tidak optimalnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

"Saya mohon dinas kesehatan mampu membuat terobosan mengatur tentang kesenjangan tenaga medis, khususnya dokter spesialis di daerah-daerah terpencil di Jawa Barat," ujar Wakil Ketua Pansus IV DPRD Jawa Barat Yod Mintaraga di Bandung, Selasa (2/7/2019).

Dokter Ini Syok Temukan Hewan Hidup di Telinga Pasien

Jakarta - Salah satu profesi yaitu dokter, hingga kini masih menjadi profesi yang banyak diidamkan oleh banyak orang. Dokter, kerap menjadi jawaban anak-anak ketika ditanya soal cita-citanya di masa depan.

Berprofesi menjadi dokter tentunya bukanlah persoalan yang mudah. Dokter adalah salah satu profesi yang dituntut memiliki tanggung jawab tinggi dan juga mampu menghadapi sitausi darurat hingga skondisi aneh sekalipun.

Seperti yang dialami oleh dokter muda sal Thailand ini. Di hari pertamanya menjadi dokter, ia justru dihadapkan keadaan yang membuatnya terkejut.

Menemukan Hewan Hidup di Telinga Pasien

Dokter muda ini dibuat syok lantaran harus menghadapi pasien yang menurutnya aneh. Dilansir dari World of Buzz oleh Liputan6.com, Minggu (30/6/2019) tepat di hari pertamanya menjadi dokter di sebuah rumah sakit, ia menangani pasien yang datang padanya.

Pasiennya mendatanginya dan mengeluh tentang sakit yang luar biasa pada telinganya sehingga menganggu kenyamanannya. Kejadian ini terjadi pada tanggal 24 Juni lalu dimana ia menangani seorang pasien tersebut bersama seorang perawat. Ia memeriksa bagian telinga dari pasien itu dan menemukan sesuatu yang membuatnya terkejut.

---------------------------------------------------------
Sumber: https://hot.liputan6.com/

Kedokteran Trisakti Beri Penghargaan "Pejuang Kesehatan" Dirjen SDID

Fakultas Kedokteran Trisakti bersama Forum Ikatan Alumni Kedokteran Seluruh Indonesia (FIAKSI), PTTEP dan Dompet Dhuafa menggelar ajang penghargaan "Health Warrior Awards 2019" di Jakarta (28/6/2019).

Acara ini merupakan bentuk apresiasi bagi sejumlah tokoh yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata terhadap dunia kesehatan Tanah Air. Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID), Prof. Ali Ghufron Mukti dinobatkan sebagai salah satu pejuang kesehatan dalam acara penghargaan ini.

Penilaian para pemenang sendiri dilakukan atas dasar dampak, komitmen, prestasi, keberlanjutan program, dan penggerak dalam dunia kesehatan.

Pada kesempatan itu, beberapa tokoh juga dinobatkan sebagai pejuang kesehatan di antaranya; Titiek Puspa, Lula Kamal, Prof. Yati Sunarto, Bupati Jember Faida, dan berbagai tokoh dari generasi muda. Sinergi Tri Dharma "Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dipercaya untuk mendapatkan penghargaan sebagai pejuang kesehatan atau health warrior. Terima kasih atas apresiasi ini," ungkap Dirjen Ghufron.

KKI Khawatirkan Terus Dibukanya Fakultas Kedokteran

JAKARTA -- Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mengaku khawatir jika Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus membuka fakuktas kedokteran (FK) dan fakultas kedokteran gigi (FKG). Yakni, bisa membuat mutu pendidikan menjadi tidak baik.

Ketua KKI Bambang Supriyatno mengatakan, jumlah FK dan FKG yang baru dibuka terus bermunculan. Terakhir ia menyebut Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan Universitas Pendidikan Ganesha yang telah membuka fakultas kedokteran.

Padahal, dia melanjutkan, moratorium pembukaan dua fakultas itu sebenarnya sempat dibuat pemerintah dan diberlakukan 2016 lalu. Saat itu, ia menyebut Kemenristekdikti mengeluarkan surat edaran No 2/M/SE/IX/2016 tertanggal 21 September 2016 mengenai moratorium pendirian FK dan FKG.

"Saat itu ada moratorium pembukaan prodi FK kecuali daerah terdepan, tertinggal, terluar (3T)," ujarnya saat ditemui di konferensi pers permohonan KKI untuk moratorium pembukaan FK dan FKG, di kantornya, di Jakarta, Rabu (19/6).

Viral Dokter Berbaju Syar'i Tak Mau Sentuh Pasien, Ini Klarifikasi RS

Jakarta - Di media sosial beredar cerita tentang dokter di salah satu rumah sakit (RS) daerah Cibubur tidak mau menyentuh pasien yang beda lawan jenis. Disebutkan bahwa dokter tersebut menggunakan baju syari dan tidak memberikan pelayanan yang seharusnya.

"Dr spesialis kulit wanita baju syari lagi... gak memeriksa suami saya dg wajar spt biasanya. Dr tempat duduk praktiknya dia suruh suami menoleh trs dilihat dr jauh bagian wajah suami yg alergi trs tulis resep dan persilahkan suami keluar," cuplikan cerita tersebut.