Tantangan Pendidik di Era 4.0

TANTANGAN 40Pendidikan di abad ke - 21 ini tidak dapat disamakan dengan model pendidikan pada era sebelumnya. Arus globalisasi dan perkembangan teknologi kini memasuki era revolusi industri 4.0. Menurut paparan Wold Economic Forum (2015), pada 2020 terdapat sepuluh jenis keterampilan (skill) yang relevan dengan era revolusi industri 4.0, yaitu: (1) complex problem solving, (2) coordinating with others, (3) people management, (4) critical thinking, (5) negotiation, (6) quality control, (7) service orientation, (8) judgement and decision making, (9) active learning, dan (10) creativity.

Tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 tidak hanya berhubungan dengan upaya mempersiapkan lulusan dengan berbagai skill, tetapi perlu mempersiapkan sumber daya pendidik, khususnya dosen. Pada era ini dosen memiliki tuntutan lebih, baik dalam kompetensi maupun kemampuan untuk melakukan kolaborasi riset.

Kisah pria lulusan kedokteran tolak jadi dokter demi rawat ayahnya

Brilio.net - Setiap orang memiliki ambisi untuk bisa meraih mimpi yang ingin dicapai. Segala upaya rela ditempuh demi keberhasilan yang diinginkan. Namun sayangnya tak semua orang bisa berhasil meraih apa yang diharapkan. Ada beberapa alasan yang membuat orang tak bisa meraih mimpinya itu.

Salah satunya karena alasan demi mengedepankan orang yang disayangi. Sama halnya dengan pria bernama Faiq Syukri Saparudin, ia menolak menjadi dokter karena harus memilih merawat sang ayah.

Faiq Syukri Saparudin, merupakan pria berusia 28 tahun. Dia merupakan lulusan kedokteran dari Royal College of Surgeons di Dublin, Irlandia pada tahun 2017 lalu. Sebagai lulusan kedokteran dari kampus ternama, Faiq memiliki peluang besar menjadi dokter di Malaysia negara asalnya.

IDI Jatim Soroti Ketiadaan Kompetensi Pelaksanaan Kebiri

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur mengaku bingung terkait eksekusi hukuman kebiri kimia, terhadap Muh Aris bin Syukur, terpidana kasus pemerkosaan sembilan anak di Mojokerto.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim, dr Poernomo Boedi mengatakan pihaknya tidak memiliki petunjuk pelaksanaan teknis dari Pengurus Besar (PB) IDI, untuk eksekusi pengebirian terhadap seorang terpidana.

"Sampai dengan saat ini belum ada petunjuk dari PB IDI terkait hal pengebirian seseorang terpidana," ujarnya saat dihubungi awak media, Senin (25/8).

Poernomo menambahkan dalam menjalankan praktik kedokteran, seorang dokter harus menguasai standar kompetensi yang telah ditentukan kolegiumnya. Selain itu, sambungnya, dalam hal kebiri belum ada standar kompetensi untuk menangani kasus tersebut.

KedokteRAN 2019, Langkah UI Berantas Hoaks Seputar Lari

Liputan6.com, Jakarta - Peminat olahraga lari tiap tahun semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan kian meningkatnya kegiatan ajang lari di Indonesia sejak 2017. Berdasarkan data dari Jakarta Berlari, kegiatan tersebut meningkat sebesar 33 persen, dengan rincian 288 kegiatan pada 2017 menjadi 341 kegiatan pada 2018. Hingga pertengahan 2019 saja, sudah tercatat ada 253 kegiatan ajang lari.

Berbanding lurus dengan peningkatan ajangnya, korban yang cedera bahkan meninggal saat berlari juga meningkat. Tercatat pada 2018, terdapat tiga orang yang meninggal ketika mengikuti ajang lari dan pada Agustus 2019, dua orang menjadi korban jiwa pada ajang lari yang sama.

Google Gaet Dokter Agar Identifikasi Penyakit Lebih Akurat

Jakarta - Google berkolaborasi dengan para dokter untuk memberikan kualifikasi yang lebih akurat dalam mengidentifikasi penyakit berdasarkan gejala.

Hal ini dijelaskan oleh Senior Vice President Search and Assistant, Ben Gomes saat berinteraksi dengan beberapa siswa di St Joseph School, almamaternya dulu.

"Sebenarnya kami melakukan banyak pekerjaan untuk hal ini. Jadi, kami menggandeng beberapa dokter untuk mengetahui beberapa probabilitas dari gejala-gejala yang ada, apa kemungkinan penyakitnya untuk mendapatkan informasi yang lebih tepercaya," ujarnya seperti dikutip dari GadgetsNow, Rabu (7/8/2019).