Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr dr Muhammad Adib Khumaidi menuturkan distribusi dokter umum dan spesialis masih menjadi masalah utama di Indonesia. Hal ini menurutnya disebabkan belum adanya aturan jelas terkait proses distribusi dokter yang lebih merata di berbagai daerah.
“Belum ada aturan gitu. Kayak misalnya notaris sekian kilometer hanya boleh satu notaris, kita belum ada aturan soal itu karena ini berkaitan dengan aspek kebutuhan dasar yaitu kesehatan,” ucap dr Adib dalam konferensi pers IDI, Kamis (22/2/2024).
dr Adib menuturkan hingga saat ini masih banyak dokter khususnya dokter spesialis yang lebih memilih berpraktik di kota besar, terutama di Pulau Jawa.
Ia mengungkap ada beberapa hal yang membuat dokter masih enggan untuk bekerja di daerah pedesaan atau wilayah terpencil. Khususnya dalam soal sarana prasarana, insentif, hingga fasilitas penunjang untuk keluarga menetap.
“Dari hasil survei yang kita lakukan bahwa memang ada beberapa permasalahan di daerah berkaitan dengan sarana prasarana terbatas, keterbatasan alkes dan obat, insentif dan jenjang karier,” ujar dr Adib.
“Kemudian tidak bertahan jangka panjang, terutama fasilitas di lapangan pekerjaan itu terutama pendukung untuk anak, pasangan, seperti fasilitas pendidikan itu memengaruhi juga,” tambahnya.
Ia lantas mencontohkan seperti ada banyak dokter spesialis yang ‘numpuk’ di DKI Jakarta. Menurut dr Adib, hal ini juga dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi di wilayah tertentu. Faktor ekonomi dan kesejahteraan memang menjadi sorotan khusus dari banyak dokter sehingga memilih untuk tetap bekerja di kota besar.
“Jadi memang ada faktor ekonomi yang lebih tinggi di wilayah lain, tentu di DKI Jakarta. Faktor ekonomi dan kesejahteraan jadi faktor pendukung banyak dokter spesialis memilih bekerja di DKI Jakarta,” katanya.
dr Adib berpendapat salah satu langkah yang dapat mendorong distribusi dokter lebih baik adalah meningkatkan investasi kesehatan dalam hal ini adalah pendirian fasilitas kesehatan. Menurutnya, banyak fasilitas kesehatan dibangun di kota besar, sehingga menarik SDM kesehatan untuk datang.
Oleh karena itu, hal ini menurut dr Adib juga penting dilakukan di wilayah-wilayah yang lebih terpencil.
“Pendirian fasilitas kesehatan itu juga akan menarik kebutuhan SDM. Sehingga dalam satu wilayah itu, pada saat dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi, terus di situ banyak muncul berdirinya rumah sakit atau faskes akan menarik SDM kesehatan untuk ke wilayah tersebut,” tandasnya.
Sumber: detik.com
COMMENTS