DEPOK – Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Sidang Terbuka Upacara Pengukuhan Guru Besar delapan profesor dari Fakultas Kedokteran (FK) yang dipimpin Rektor UI Profesor Ari Kuncoro, Kamis (11/2/2021).
Pengukuhan guru besar tersebut dilaksanakan secara daring pada Sabtu (13/2/2021), dalam dua sesi, yakni sesi 1 pukul 09.30-11.00 WIB, sesi 2 pada pukul 14.30-15.00 WIB).
Menurut Rektor UI, pengukuhan guru besar kali ini merupakan pertama kalinya dilaksanakan secara virtual di UI, namun tidak mengurangi kekhidmatan acara pengukuhan tersebut.
Pada sesi pertama, dikukuhkan empat profesor, yaitu Profesor Dr. dr. Zulkifli Amin, Sp.PD., KPMK sebagai Guru Besar Tetap FK UI dengan kepakaran bidang ilmu penyakit dalam.
Selanjutnya, Profesor Dr. dr. Neng Tine Kartinah, M.Kes. sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu fisiologi kedokteran. Profesor Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang ilmu kesehatan anak, serta Profesor Dr. dr. Najib Advani, Sp.A (K), M.Med (Paed) sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu kesehatan anak.
Pada sesi kedua juga dikukuhkan empat profesor FK UI lainnya, yakni Profesor Dr. dr. Aryono Hendarto, Sp.A (K), MPH sebagai Guru Besar Tetap FK UI dengan kepakaran bidang ilmu kesehatan anak.
Profesor Dr. dr. Widjajalaksmi Kusumaningsih, Sp.KFR(K), M.Sc sebagai Guru Besar Tetap bidang ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi, Profesor Dr. dr. Toar Jean Maurice Lalisang, Sp.B(K) BD sebagai Guru Besar Tetap bidang ilmu bedah, dan Profesor dr. Ratnawati, MCH, SpP(K), Ph.D sebagai Guru Besar bidang pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi.
Profesor Zulkifli Amin menjadi Guru Besar Tetap ke-1 dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam yang diangkat pada tahun 2021 dan merupakan guru besar ke-232 dari UI.
Pada kegiatan ini, Zulkifli membacakan pidatonya yang berjudul “Perjalanan Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian Respirologi dan Penyakit Kritis Ilmu Penyakit Dalam, Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Datang”.
Pidato ini memaparkan perjalanan pelayanan penyakit paru di UI yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Menurutnya, pelayanan paru di UI sudah dimulai pada tahun 1908, jauh sebelum dibangunnya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), yang dulu bernama STOVIA (Sekolah Pendidikan Dokter Hindia-Belanda), dan pada 1930 menjadi Stichting Centrale Vereniging Voor Tuberculosebestrijding (SCVT).
SCVT berganti nama menjadi Sub-bagian Pulmonologi Penyakit Dalam, dengan melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas pelayanan, di antaranya penambahan unit rawat jalan, pembangunan ruang poli Pulmonologi, ruang perawatan penyakit intensif, serta kegiatan tahunan berupa seminar, edukasi, serta workshop.
Saat ini, divisi Pulmonologi RSCM berganti nama menjadi Divisi Respirologi dan Penyakit Kritis.
“Kami akan melakukan penambahan alat-alat kesehatan dengan teknologi terkini seperti Positron Emission Tomography Computed Tomography (CT) PET-CT dan Extra Corporeal Membrane Oxygenation (ECMO),” kata Zulkifli.
Sumber: https://kabar24.bisnis.com/read/20210213/79/1355834/pertama-kali-ui-kukuhkan-delapan-guru-besar-fakultas-kedokteran-secara-virtual
COMMENTS