Orang – orang yang terkena bencana seringkali mengalami perubahan signifikan dalam hidup mereka karena cedera fisik, pengungsian, dan kehilangan anggota keluarga dan harta benda. Pengalaman-pengalaman ini dapat berkontribusi pada tantangan dalam cara mereka berinteraksi dengan dokter medis, yang mungkin berjuang untuk bersama-sama membangun pertemuan medis yang adil dan bermakna dengan para penyintas bencana. Saat ini, sedikit penelitian pendidikan kedokteran yang mengeksplorasi cara mempersiapkan dokter untuk terlibat secara sensitif dengan pasien dalam konteks pascabencana.
Tesis ini berfokus pada potensi pendidikan kedokteran berbasis masyarakat (CBME) untuk membiasakan dokter (dokter saat ini dan masa depan) dengan pengalaman hidup pasien yang terkena dampak bencana. Dengan menggunakan lensa pascakolonial, studi ini menyoroti hubungan kekuasaan yang masih ada dan upaya-upaya yang didahulukan untuk mendengarkan suara-suara komunitas subaltern. Penelitian ini menggunakan teknik etnografi dengan melakukan observasi partisipan. Peserta penelitian termasuk pasien yang terkena bencana, dokter komunitas dengan pengalaman yang cukup bekerja di komunitas ini, dan mahasiswa kedokteran yang menyelesaikan unit CBME.
Temuan dari wawancara dengan pasien menyoroti masalah signifikan dalam pendidikan dan praktik kedokteran di daerah pascabencana, termasuk hubungan kekuasaan yang asimetris dan perbedaan budaya yang kompleks. Artikel ini dipublikasikan pada 2019 di University of Sidney library, selengkapnya https://ses.library.usyd.edu.au/handle/2123/22445
COMMENTS