Sebelum lockdown COVID-19 pada Maret 2020, fakultas kedokteran gigi melakukan seluruh pembelajaran secara tatap muka untuk seminar dan pelatihan klinis. Pada awal program perkuliahan, pembelajaran klinis mahasiswa kedokteran gigi adalah dengan melakukan prosedur pada pasien yang sadar dan bisa berkomunikasi, di bawah pengawasan dosen klinis, yang bertanggung jawab pada pekerjaan mahasiswanya. Oleh karena itu, sesi belajar-mengajar klinis dengan pasien adalah hal terpenting dalam kurikulum kedokteran gigi dan menemukan alternatif yang sesuai sangat penting dalam menjamin kualitas lulusannya.
Pandemi COVID-19 mengharuskan untuk mengadopsi dan menetapkan pembelajaran klinis secara daring secara keseluruhan atau sebagian. Peneliti di Fakultas Kedokteran Gigi, Kings College, London mengembangkan pendekatan alternatif dengan kombinasi problem based learning asynchronous fora dimana mahasiswa berdiskusi dan berdebat tentang manajemen permasalahan klinis, antara teman sejawat dan dosen secara daring dan Teacher-facilitated synchronous student discussions pada seminar kecil dengan menggunakan platform MS Teams. Terdapat keuntungan dan tantangan dalam program yang digagas oleh tim peneliti ini. Pendekatan yang diadopsi memungkinkan pengalaman yang lebih berpusat pada mahasiswa. Tidak adanya pasien berarti mahasiswa dapat membuat kesalahan dan belajar darinya, tanpa membahayakan keselamatan pasien.
Keterbatasan yang diamati oleh peneliti dalam pendekatan daring, terutama terkait dengan tidak adanya interaksi aktual dengan pasien, mengakibatkan tidak adanya pengembangan keterampilan klinis dan komunikasi. Oleh karena itu, simulasi klinis dan perawatan pasien secara tatap muka tetap diperlukan.
Selengkapnya bisa dibaca di : https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/2382120521999667
COMMENTS