Pandemi COVID-19 dimulai dari Tiongkok sejak akhir 2019. Ekonomi lambat mulai dirasa turut memperburuk pendanaan kesehatan, kegigihan Tiongkok dalam mengambil pelajaran dan melawan epidemi SARS-CoV belasan tahun lalu patut mendapat perhatian dunia. Kejadian SARS-CoV pada 2003 silam memberikan Tiongkok pengalaman paripurna dalam mengelola sistem pencegahan hingga meningkatkan kesadaran masyarakat. Gerak cepat Tiongkok patut diapresiasi dalam usaha karatina 50 juta penduduk untuk mencegah penyebaran patogen. Kesungguhan Pemerintah Tiongkok juga dibuktikan dalam pembangunan Rumah Sakit Khusus berkasitas 1.000 tempat tidur di Wuhan dalam waktu sepuluh hari untuk menangani wabah ini.
Sejak wabah 2003, banyak hal telah berubah dari sistem kesehatan Tiongkok. Salah satunya adalah peningkatan pengeluaran kesehatan untuk sektor publik sebanyak 14 kali lipat, terbukti dengan peningkatan angka harapan hidup lima tahun terakhir yang tercepat di dunia. Akan tetapi, kekurangan pelayanan kesehatan juga dirasakan di Tiongkok semisal jumlah dokter yang belum memadai dibandingkan dengan total populasi. Pada akhir 2019 ketika pandemi COVID-19 melanda Tiongkok, ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit kota Wuhan hanya enam persen. Saat itu, banyak keluarga dari pasien penderita COVID-19 berbalik mengandalkan alternatif pendanaan lain. Salah satunya adalah urun dana (crowdfunding) melalui media sosial, yang tercatat telah diakses tiga miliar orang dengan kata pencarian “bantuan untuk pasien pneumonia” pada situs jaringan sosial Tiongkok Weibo.
Selengkapnya KLIK DISINI
COMMENTS