Seri 4: Proses Benchmarking dan Identifikasi Mitra

PKMK-Yogyakarta. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Universitas Gadjah Mada (PKMK UGM) menggelar rangkaian keempat webinar Kepemimpinan untuk Organisasi Profesi (OP) yang Modern Berlandaskan UU Kesehatan dan UU Ormas pada Sabtu (27/4/2024). Webinar seri keempat ini mengangkat topik “Proses Benchmarking dan Identifikasi Mitra”. Webinar ini diselenggarakan secara daring melalui zoom meeting dan Youtube. Moderator pada webinar ini adalah Nila Munana, SHG., MHPM.

Acara inti diisi dengan pemaparan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD mengenai penggunaan prinsip-prinsip benchmarking untuk pengembangan organisasi profesi. Benchmarking merupakan suatu metode untuk mengidentifikasi dan memasukkan pratik-praktik manajemen yang bagus untuk meningkatkan kinerja. Benchmarking juga merupakan suatu proses mengukur internal organisasi kemudian mengidentifikasi, memahami dan mengadaptasi praktik baik dari organisasi lain yang dipertimbangkan sebagai contoh terbaik di kelompoknya. Benchmarking diperlukan karena struktur dan manajemen organisasi profesi di Indonesia merupakan sesuatu hal yang baru dan memiliki tantangan tersendiri sehingga harus belajar dari pengalaman organisasi profesi di negara lain yang dianggap terbaik. Proses benchmarking meliputi perencanaan, pengumpulan data, analisis dan perbaikan praktik.

Pada tahap perencanaan, organisasi profesi harus menentukan tujuan dan ruang lingkup benchmarking serta menentukan anggota tim benchmarking yang dinilai memiliki dedikasi. Kemudian pada pengumpulan data, organisasi profesi dapat melakukan pengamatan detil terhadap organisasi profesi di luar negeri yang akan menjadi mitra benchmarking. Pengamatan detil meliputi visi-misi, filosofi, sistem manajemen, struktur organisasi dan proses bisnis dapat dipelajari dengan mengacu ke website organisasi yang akan menjadi mitra benchmarking. Pada tahap analisis, menentukan kesenjangan antara mitra benchmark dan organisasi profesi yang ada. Kemudian pada tahap perbaikan praktik yaitu memperbaiki kondisi yang ada saat ini. Pada tahap ini, organisasi profesi diharapakan dapat menyusun rencana aksi berdasarkan benchmark termasuk materi renstra, menerapkan perbaikan proses, memantau pengukuran kinerja dan lacak kemajuan setelah ada proses perbaikan serta tetap menjalin hubungan baik dengan mitra benchmark.

Pada akhir sesi pemaparan materi, beberapa peserta antusias untuk memberikan komentar dan tanggapan seperti yang dilakukan oleh perwakilan dari PPSI, Iwan Effendi yang menyatakan dukungan terhadap benchmarking untuk pengembangan profesi. Selain itu, diperlukan dukungan dari pemerintah yaitu Kementerian Kesehatan untuk mendampingi pengembangan organisasi profesi.

Agenda selanjutnya adalah diskusi masing-masing organisasi profesi. Organisasi profesi yang hadir dalam kegiatan ini adalah Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI), Perkumpulan Apoteker Sejahtera Indonesia (PASI), Perkumpulan Perawat Seluruh Indonesia (PPSI), dan APTKES. Prof Laksono menutup kegiatan ini dengan harapan agar masing-masing organisasi profesi dapat berdiskusi untuk menentukan dan menghubungi mitra benchmark untuk kemudian dapat berdiskusi kembali pada Mei.

Reporter : Monita Destiwi (PKMK UGM)

COMMENTS