Kesuksesan pendidikan kedokteran di Amerika dan Kanada sudah menjadi perbincangan hangat pada beberapa negara. Sebuah permasalahan akhir-akhir ini muncul terkait dengan kualitas, biaya dan pengeluaran terkait dengan kekurangan akibat meningkatnya kebutuhan dari sistem kesehatan nasionalnya. Sebuah perubahan besar diperlukan karena solusi yang diterapkan sekarang kurang bisa dilakukan. Indonesia dalam proses memperbaiki pendidikan kedokterannya yang sebelumnya merupakan peninggalan dari penjajahan belanda. Berikut beberapa model baru dalam pendidikan kedokteran.
Dapatkah Kita Menjembatani Jarak Antara Teori dan Praktek Klinis?
Pengenalan untuk competency based training bagi postgraduate medical akhir-akhir ini giat digencarkan oleh pemerintah Kanada, Amerika, Inggris, dan Belanda. Fokusnya adalah perubahan yang terjadi dari general competencies menjadi praktek klinis. Ada sebuah kebingungan dalam penggunaan istilah kompetensi yang menimbulkan efek lain ketika pembelajaran dan penilaian dibuat. Dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai terminologi kompetensi.
Proyeksi Kerja Dokter di Era Health Care Reform
Isu kekurangan dokter diprediksi menjadi topik hangat pada tahun 2020 nanti. Akan ada kekurangan dokter yang terjadi di Amerika sebanyak 45.400 dokter dan 46.100 spesialis. Beruntungnya hal ini sudah tertera pada Affordable Care Act (ACA). Ekstensi dari health insurance coverage bagi warga Amerika menjadi sebuah langkah kritis untuk mencapai warga Amerika yang semakin sehat. Jika tidak diberikan jaminan yang menyeluruh bagi warga Amerika, maka akan menimbulkan permasalahan baru.
ACA disahkan secara hukum pada Maret 2010. Langkah ini merupakan hal baik dengan adanya peningkatan jangkauan health insurance bagi seluruh warga Amerika. Namun perlu diperhatikan dengan peningkatan ini maka kebutuhan akan dokter akan meningkat. Maka perlu dibuat sebuah langkah baru untuk menghadapi masalah ini.
Pendampingan yang Kurang Pada Mahasiswa dalam Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Anamnesis
Pendampingan sangat vital bagi mahasiswa selama menjalani rotasi klinik, terutama untuk meningkatkan Medical educator kepercayaan diri dan validitas dari pemeriksaan yang dilakukan. Medical educator sudah mengetahui bahwa hal ini sangat penting untuk memastikan kompetensi telah didapatkan oleh mahasiswa. Secara virtual beberapa medical school di Amerika menggunakan performance based rating untuk menilai keterampilan klinis dari mahasiswa. Namun karena penggunaannya yang belum maksimal, validitas dan reliabilitasnya masih dipertanyakan. Salah satu penyebabnya ialah karena jarang ada observasi langsung dari fakultas dan resident kepada mahasiswa. Penelitian ini menunjukkan sebuah hal yang mencengangkan, karena dugaan jarangnya dilakukan observasi langsung oleh pihak fakultas didukung oleh data secara multiyears menunjukkan memang terjadi keengganan pihak fakultas dan resident untuk melakukan observasi langsung. Kondisi ini mungkin bisa terjadi di Indonesia. Namun karena tidak ada penelitian dan data yang mendukung sulit untuk membuktikan hal tersebut. Ini merupakan sebuah kritikan keras pada sistem Academic Health System yang masih terdapat celah dan kelemahan yang diharapkan akan ada perbaikan ke depannya.
Bagaimana Mahasiswa Klinis Menyadari Bahwa Teman Sebaya Dapat Mempengaruhi Pembelajaran Mandirinya

Mahasiswa pre-klinis dipersiapkan untuk menghadapi jenjang klinis nantinya di rumah sakit. Maka mereka akan cenderung untuk berjuang belajar lebih keras karena pandangan bahwa jenjang klinis lebih berat dan sulit. Hal ini yang menyebabkan mereka akan menentukan target belajar, dan timbul keinginan belajar yang muncul dari dalam diri sendiri karena kondisi luar yang menekannya. Self Regulated Learning adalah sebuah proses interaksi antara orang dan konteks, membuat sebuah konteks pendukung yang esensial. Beberapa hal sangat vital dalam menentukan Self Regulated Learning dari seorang mahasiswa. Pada studi ini akan dijelaskan lebih mendalam tentang hal ini.
Page 38 of 42