Sesi 4. Strategi implementasi:Pengembangan Unit Pengiriman Residen di RS Pendidikan/FK, Prof. dr. Laksono Trisnantoro MSc PhD


Sesi ini disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc PhD dengan moderatordr. Andreasta Meliala, MKes. Kesimpulan dalam seminar hari ini yaitu, residen dibutuhkan untuk penyeimbangan tenaga kesehatan. Kemudian, pertanyaan kritisnya yaitu: Bagaimana kebutuhan nakes dapat dipenuhi dan berjalan? Perlu dilakukan pendekatan berbasis demand dan supply?

Demand: bukan hanya pengiriman akan tetapi juga ada kerja tim, dan ada spesifikasi kontrak jelas serta ada dana supervisi. Pemerintah pusat bisa membiayai daerah dengan fiskal rendah atau bisa dana berasal dari donor atau BPJS. Sedangkan untuk daerah dengan kemampuan fiskal tinggi antara lain, Riau, Jakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali dan Bangka Belitung, diberikan kewenangan terkait demand ini.

Supply salah satunya ialah adanya unit pengiriman residen di RS Pendidikan dan FK atau lembaga swasta. Supplier-nya harus memiliki tenaga yang handal, memiliki aturan hukum yang jelas, dan sebagainya.

Hanya DKI dan DIY yang tidak mengajukan permohonan penambahan residen. Jika melihat hal tersebut, maka demand-nya sangat banyak. Maka, kita harus memetakan lagi wilayah persebaran residen, misalnya di NTT, NTB dan daerah lain. Maka, komitmen harus dibentuk kembali. RSD Sanglah sudah oke dalam komitmen ini, namun RSD Sanglah belum memiliki unit pengiriman residen ini.

Pengalaman di RSCM, jika menilik program residen, maka pelayanan kesehatan di daerah rural dianggap sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Prinsip barat ke timur dan sebaliknya, kontribusi akan lebih banyak.

dr. Andre, Unit RS bisa diintegrasikan untuk penempatan residen sehingga pelayanan sustain dan pelayanan berganti-ganti.

Dr. Kirana menambahkan darimana dana untuk visitasi residen, apakah dari dana pendidikan atau dari dana lain? PPSDM sudah melakukan kontrak FK-FKG sesuai tarif pendidikan masing-masing. Tarif ini harus sesuai dengan SK Rektor.

dr. Supomo menyampaikan dana untuk visitasi residen ke daerah berasal dari pengelola, RKAT Fakultas dari Prodi KPS atau dana penunjang, dengan dana itu cukup dan residen merasa sangat didukung FK.

Prof. Laksono menambahkan banyak yang mempertanyakan bagaimana jika penugasan residen ini dibuat satu paket dan satu tim, jadi lengkap dari obsgyn, anestesi dan lain-lain?

Dr. Kirana menjelaskan bahwa PPDS periode 2009-2014 dan sesuai RPJMN akan ditutup pada Oktober 2014, minimum 2018/2018 harus ada anggaran untuk PPDS. Sejauh ini Kemenkes masih menganggarkan. Ada pula perubahan unit cost-transport untuk penugasan khusus, riset dan lain-lain.  Dana yang sifatnya koordinatif yaitu ada forum FK, FKG dan Dinkes misalnya Natuna dan UI, sangat mungkin diformalkan kerjasamanya. Mana yang menjadi prioritas, bagaimana MoU-nya, tingkat kelulusan seleksi akademik PPDS rendah, kami kembangkan e-laerning. Selain itu,  Kemkes juga mengadakan registrasi online. Baru dua kali rekuitmen dan ada heregistrasi. Namun, sayangnya Ropeg masih individual karena tidak dimulai dalam tim dari awal.

Perwakilan dari RSU Dr.  Syaiful Anwar, menyampaikan berapa jumlah spesialis yang dibutuhkan. Distribusi akan mudah jika ada program yang mendorong pemerataan. Bagaimana perencanaannya, siapa yang dididik? Kita pilih dokter yang mau dididik dan ditempatkan di daerah, dan pemandu tetap di kolegium.

Perwakilan dari RS Dr. Sutomo, saat ini kami masih bergerak sendiri-sendiri. Namun sejak kami bergabung lima tahun dalam sister hospital dan gabung menjadi satu tim. Program ini sebaiknya kontinyu sehingga tidak terputus. Kurikulum anestesi-pengiriman anestesi sudah masuk ke kurikulum akan tetap prodi yang lain belum didesain.

RSD Dr Moewardi, Solo, kami tertarik untuk menjadi suppliers dalam penugasan residen ini.

Kesimpulannya ialah untuk agenda esok, lebih mengkonkritkan-RS dan FK.  Ada kelompok yang menerima daerah tertentu (FK-nya). Contoh di Thailand: ada medical tourism dimana RS di Bangkok memanggil dokternya untuk menangani ini.  Harus banyak perhitungan mendetail untuk persebaran dokter spesialis dan masa depannya. Esok: bagaimana dukungan pada unit pengiriman residen ini ?