Sudah ada penelitian mengenai perbedaan personality dan kognitif dari mahasiswa kedokteran antara generasi milenial dan generasi X. Namun perbedaan mengenai motivasi belum pernah diteliti sebelumnya. Pada penelitian ini akan membahas mengenai perbedaan motivasi mahasiswa kedokeran pada generasi X dan generasi milenial. Instrument yang digunakan untuk mengukur perbedaan adalah Thematic Apperception Test (TAT). TAT digunakan untuk melihat personal motive sehingga bisa diketahui masing-masing individu terkait motivasinya masuk ke fakultas kedokteran. Generasi milenial pada penelitia ini yaitu mahasiswa yang masuk kuliah pada tahun 2003 dan 2004 sedangkan generasi X adalah yang masuk kuliah tahun 1995 dan 1996.
Reportase: Diskusi dan Koordinasi Pengelolaan SDM di Fakultas Kedokteran dan RS Pendidikan
Yogyakarta- Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) telah menyelenggarakan kegiatan Diskusi dan Koordinasi Pengelolaan SDM Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan pada Rabu (03/01/2018). Kegiatan ini mendatangkan narasumber Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD (Dirjen Sumber Daya Iptek DIKTI) dan Agus Praptana, S.Sos, M.AP(Kasubdit Kenaikan Pangkat dan Jabatan Badan Kepegawaian Negara).
Kegiatan ini dibuka oleh Prof. dr. Ova Emilia, Mmed.Ed., Sp.OG (K) PhD selaku Dekan FK UGM. Prof. Ova mengutarakan banyak ketidaksesuaian aturan yang ada di lapangan yang membuat risau. Beliau berharap Prof. Ali Ghufron sebagai Ketua Komite Bersama dapat menjadi penyambung Kemenkes dan Kemenristekdikti sebagai problem solver. “Peserta disilakkan untuk menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi untuk didiskusikan solusinya bersama.” Tegasnya.
Diskusi dan Koordinasi Pengelolaan SDM di Fakultas Kedokteran dan RS Pendidikan
Yogyakarta- Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) telah menyelenggarakan kegiatan Diskusi dan Koordinasi Pengelolaan SDM Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan pada Rabu (03/01/2018). Kegiatan ini mendatangkan narasumber Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD (Dirjen Sumber Daya Iptek DIKTI) dan Agus Praptana, S.Sos, M.AP(Kasubdit Kenaikan Pangkat dan Jabatan Badan Kepegawaian Negara).
Kegiatan ini dibuka oleh Prof. dr. Ova Emilia, Mmed.Ed., Sp.OG (K) PhD selaku Dekan FK UGM. Prof. Ova mengutarakan banyak ketidaksesuaian aturan yang ada di lapangan yang membuat risau. Beliau berharap Prof. Ali Ghufron sebagai Ketua Komite Bersama dapat menjadi penyambung Kemenkes dan Kemenristekdikti sebagai problem solver. “Peserta disilakkan untuk menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi untuk didiskusikan solusinya bersama.” Tegasnya.
Pada sesi pertama, Prof. dr. Ali Ghufron membahas tentang Sinergi SDM Fakultas Kedokteran Negeri dari Kemenristek dan Kemenkes. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya, harus dimunculkan berbagai inovasi. “RS Pendidikan selain berfokus pada pelayanan dan mendidik, harus ada inovasi-inovasi di dalamnya.” Papar beliau.
Pada sesi kedua, Agus Praptana mendiskusikan tentang Penyelesaian permasalahan dosen S1 yang memiliki Sp1. Beliau menyatakan bahwa awal permasalahannya adalah UU 14 tahun 2005 dosen harus bergelar S2. “Kualifikasi pendidikan, kompetensi, dan sertifikat pendidik menjadi dasar bagi dosen” Ujar beliau.
Diskusi kegiatan berlangsung dengan hangat. Beberapa peserta menanyakan tentang pengelolaan SDM terutama di Fakultas Kedokteran dan RS Pendidikan. (Af)
Persepsi Mahasiswa Kedokteran Terhadap Pergantian Kurikulum di Kuwait
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang dikembangkan dalam pendidikan kedokteran. Dulu kurikulum yang digunakan dalam mendidik dokter adalah dengan metode tradisional yaitu seperti perkuliahan pada umumnya. Dengan metode PBL diharapkan dokter yang dihasilkan akan lebih baik dan berkualitas. Perubahan kurikulum dilakukan di Kuwait dari metode tradisional menjadi PBL. Setiap mahasiswa saat itu memiliki berbagai macam tanggapan terhadap perubahan yang dilakukan oleh pihak universitas. Pada peneilitan ini akan dilihat mengenai tanggapan-tanggapan mereka terhadap perubahan ini.
2.500 Sarjana Kedokteran Kesulitan Lulus UKDI
JAKARTA - Sebanyak 2.500 sarjana kedokteran yang sebagian besar lulusan dari fakultas terakreditasi C kesulitan menjadi dokter. Pasalnya, mereka kerap tidak lulus dalam mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI). Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mencatat, saat ini, tak kurang dari 4.000 sarjana kedokteran menunggu untuk mengikuti UKDI selanjutnya.
Ketua KKI Bambang Supriyatno mengatakan, setiap tahunnya, ada sekitar 25 pe
Page 32 of 42