Learning medical professionalism – the application of appreciative inquiry and social media

Program pelatihan inovatif ini diterima dengan baik dalam kurikulum formal dan lingkungan media sosial yang telah dirancang sebelumnya. Penyelidikan apresiatif untuk profesionalisme medis harus diintegrasikan ke dalam budaya organisasi dan budaya interaksi media sosial.

Secara total, 103 mahasiswa kedokteran pada tahun klinis pertama mereka berpartisipasi dan memposting 435 catatan pembelajaran teladan dalam kelompok Facebook. Mayoritas siswa belajar paling banyak ketika instruktur klinis bersemangat tentang pengajaran dan bimbingan mereka dalam keahlian medis; ini menyumbang 23,0% dari semua perilaku model peran. Atribut profesionalisme lain yang paling dihargai oleh siswa adalah perhatian dan kasih sayang (17,2%), kompetensi (9,6%), keterbukaan (8,8%), dan kehadiran (7,7%). Lebih dari 90% siswa melaporkan menikmati jenis kursus ini dan ingin mengintegrasikan pengalaman belajar mereka ke dalam perilaku masa depan.

Thai medical students’ attitudes regarding what constitutes a “good death”: a multi-center study

Beberapa penelitian ada tentang persepsi mahasiswa kedokteran terhadap keinginan orang dewasa yang lebih tua selama periode akhir kehidupan mereka. Pemahaman yang lebih baik tentang persepsi siswa mengenai topik ini dapat membantu meningkatkan pendidikan paliatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji persepsi mahasiswa kedokteran tentang apa yang merupakan "kematian yang baik" dan untuk menunjukkan faktor-faktor yang terkait dengan keputusan perawatan yang diperlukan pada pasien yang lebih tua.

Exploring medical residents’ perceived need for negotiation skills training

Sebuah studi eksplorasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner mengenai lingkungan kerja penghuni medis, frekuensi negosiasi, pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala Likert 5 poin, pertanyaan pilihan ganda, dan pertanyaan terbuka. Analisis faktor eksplorasi dengan analisis komponen utama, rotasi varimax, analisis reliabilitas, dan analisis konten digunakan untuk mengurangi jumlah variabel. Statistik deskriptif dan interferensial dan analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis data.

Medical Education, Technology, and Millennial learner

Setiap generasi memiliki karakteristik masing-masing. Berbeda generasi akan membuat perbedaan pada bagaimana seseorang akan bereaksi terhadap perubahan yang terjadi.Generasi sekarang atau biasa disebut dengan Generasi Millenial sering sekali mengeluhkan terhadap permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi dengan mencurahkannya pada media sosial.

Sedangkan generasi sebelum-sebelumnya yang memang tidak sering terpapar dengan media sosial lebih cenderung mencurahkan perasaannya langsung terhadap orang lain. Perbedaan-perbedaan semacam inilah yang harus disesuaikan dalam dunia pendidikan.Dengan sebagian besar generasi millennial sangat sering terpapar dengan teknologi sehingga penguasaan teknologi jauh lebih baik. Metode pengajaran juga harus mengikuti dengan teknologi yang semakin berkembang sekarang ini.

12 Tips Pengenalan Emotional Intelligence in Medical Education

Emotional Intelligence (EI) adalah kemampuan untuk mengenali, memahami dan mengatur emosi pada diri sendiri dan orang lain. EI sudah lama diketahui sebagai komponen penting individu dan organisasi untuk menuju sukses dalam sebuah bisnis. Dalam perkembangannya terdapat sebuah evidence yang menunjukkandengan mempercepat emotional intelligence sangat baik untuk menunjang kemampuan dalam bidang medis. Beberapa hal yang akan terpengaruhi adalah komunikasi, penyelesaian konflik, dan professionalitas. Sebuah pelayanan kesehatan akan terjadi peningkatan kerjasama. Kemampuan EI ini juga memerukan konsensus antar stakeholder yang akan mempengaruhi attitude dan behavior yang pada akhirnya akan meningkatkan patient safety dan Kesembuhan. Berdasarkan literature terkini 12 tips ini akan membantu secara praktis dalam pengenalan EI kedalam kurikulum pendidikan kedokteran. Selain itu EI dapat diterapkan secara luas pada beberapa topik seperti profesionalisme, leadership, empathy, patient safety dan wellness.