Peran Pasien dalam Pendidikan Kedokteran yang Baik

Pasien sebagai pembelajar dalam melakukan pemeriksaan fisik mulai pertama kali muncul pada 1960. Ada sebuah potensi besar untuk promosi pembelajaran dengan berfokus pada pasien, kolaborasi antar profesi, keikutsertaan komunitas, pembagian dalam pengambilan keputusan dan bagaimana dalam mendukung pelayanan mandiri. Pasien sebagai pusat dalam proses pembelajaran bidang kedokteran sudah biasa untuk menjadi bahan sebagai gambaran kondisi pasien sebenarnya. Pasien sebagai guru dalam pembelajar keterampilan klinis telah dikembangkan pada awal 1970-an dari konsep Barrows dan Abrahamson. Pembelajaran yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan fisik dan keterampilan komunikasi. Pada beberapa studi menyebutkan bahwa mahasiswa puas dengan keterlibatan pasien dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan pasien berpengaruh pada hal keterampilan teknis, keterampilan interpersonal, pemahaman empati, dan pengembangan kemampuan individu dalam mendekati pasien.

Selengkapnya silahkan klik disini

Hasil Diskusi Panel dan Diskusi Kelompok AHS di FK UGM 21 Maret 2017

Berdasarkan tujuan kegiatan telah dapat dihasilkan beberapa hal:

1. Hal struktur AHS di sebuah fakultas kedokteran dan RS Pendidikan.

Diharapkan di FK dapat ditetapkan sebuah struktur dalam bentuk unit atau tim di bawah Dekanat yang mengelola secara harian kegiatan AHS. Di dalam pengelolaan ini termasuk melakukan koordinasi atas berbagai program AHS yang sudah ada. Dalam konteks ini terlihat bahwa Tim AdHoc untuk Pengembangan AHS telah bekerja dengan baik selama 3 tahun ini. Sebagian tugas Tim Pengembangan sebaiknya dapat dilembagakan menjadi misi dari unit tersebut. Anggota senior Tim Pengembangan dapat menjadi penasehat unit AHS yang melembaga di FKUGM.

Apakah Tutor Sebaya (Asisten Dosen) dan Pengajarannya Sudah Efektif ?

Tutor sebaya atau pada beberapa universitas menyebutnya asisten dosen sangatlah penting dalam proses pendidikan kedokteran. Untuk dapat memahami beberapa kemampuan dibutuhkan bantuan tutor sebaya sebagai pendukung dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap kemampuan tersebut. Bukan hanya dosen sebagai salah satu sumber dari ilmu tersebut melainkan juga tutor sebaya sebagai pelengkap dalam proses tersebut. Pelatihan untuk tutor sebaya sangatlah penting untuk meningkatkan standar kemampuan yang diharapkan dari fakultas. Tutor sebaya selain diwajibkan dapat mengembangkan ilmu yang dibagikan kepada mahasiswa, juga bermanfaat untuk kepentingan pengembangan ilmu individu tutor sebaya tersebut. Pemberian sertifikasi terhadap tutor sebaya perlu dipertimbangkan untuk menjaga kualitasnya. Namun, sejauh ini belum ada penelitian yang menyatakan bahwa ada sebuah konsep pendidikan yang efektif dalam sistem tutor sebaya ini.

Selengkapnya silakan simak disini

Siapa yang Ingin Menjadi Dokter Umum?

Jumlah dokter umum di Indonesia tidaklah sebanding dengan jumlah penduduk yang harus mendapatkan pelyanan. Pada beberapa provinsi jumlah dokter umum bahkan melebihi rasio normal namun di provinsi lain tidak ada satupun dokter yang jaga di sebuah rumah sakit daerah. Menjadi sangat memprihatinkan kondisi seperti ini terjadi di sebuah negara dengan total penduduk yang sangat besar dengan jumlah tenaga muda yang sangat besar pula. Beberapa faktor mempengaruhi pemilihan seseorang untuk menjadi dokter umum seperti umur, keinginan memiliki keluarga dokter atau teman dokter, memilih ketika waktu matrikulasi di SMA. Pada peneliitian ini dijelaskan mengapa kekuarang dokter terjadi ketika keinginan untuk menjadi dokter umum justru terjadi peningkatan.

Read More >>

Solidaritas, Ukuran, dan Kinerja Tim dalam Tim Pembelajaran Berbasis Tim

Mahasiswa kedokteran kini semakin diharapkan untuk mendapatkan pengetahuan dan kemampuan untuk dapat bekerja dalam tim secara efektif. Pembelajaran berbasis tim (PBT) merupakan metode edukasi terstruktur yan membutuhkan mahasiswa untuk belajar materi inti secara individu sebelum kelas dan kemudian pada saat kelas mempraktekkan aplikasi dari materi inti dalam pembelajaran tim. Penelitian ini bertujuan unutk mengeksplorasi hubungan antara variabel-variabel yang berhubungan dengan tim dalam setting PBT dan luaran tim, yakni solidaritas tim, ukuran tim, jenis kelamin dan kinerja tim.

Selengkapnya, Simak disini