Bagaimana Dukungan Otonomi Instruktur Mempengaruhi Motivasi dan Kesejahteraan Mahasiswa Kedokteran

Category: Pengantar Mingguan Hits: 2798

MedicalKebahagiaan dan kesejahteraan mahasiswa kedokteran semakin menjadi perhatian di bidang pendidikan kedokteran. Pemahaman terhadap peran instruktur dan program - program yang diberikan dalam mendukung kebahagiaan dan kesejahteraan mahasiswa merupakan hal penting yang perlu dipikirkan. Lingkungan belajar mengacu pada konteks fisik dan psikososial, dimana siswa belajar dan dibentuk oleh interaksi yang mereka miliki dengan teman sebaya, kurikulum, dan infrastruktur program. Dukungan otonomi mewakili orientasi interpersonal yang positif mereka yang berada dalam posisi otoritas (mis. Instruktur) dengan memperhitungkan perspektif pelajar.

Dalam forum diskusi bersama dengan pendampingan dosen (Critical Appraisal) mahasiswa Program Magister Ilmu Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan (S2 IPK) FK-KMK UGM pada 23 Maret 2020 lalu yang dilakukan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar (KBM) online melalui Zoom meeting di tengah wabah pandemi COVID-19 yang tengah melanda dunia, membahas sebuah artikel Jurnal Medical Teacher yang dipublikasi online pada 19 Februari 2020 yang berjudul “How Medical Student’s Perceptions of Instructors Autonomy-Support mediate their Motivation and Psychological Well-being”, yang meneliti tentang hubungan antara persepsi mahasiswa kedokteran tentang dukungan otonomi instruktur, motivasi dan kesejahteraan/kebahagiaan mahasiswa. Penelitian tersebut menggunakan Self-determination Theory (SDT) yang memberikan sebuah kerangka kerja pelaksanaan, bagaimana instruktur dapat mendukung otonomi mahasiswa dan kebahagiaan/kesejahteraannya dalam sebuah lingkungan pembelajaran.

Metode penelitian yang digunakan adalah quantitative cross-sectional; melibatkan dua group, yaitu group “cross-trained” dan group “control” 400 mahasiswa kedokteran dari University of Saskatchewan, Saskatoon, Canada yang diminta untuk menyelesaikan survei online anonim yang mengukur persepsi iklim belajar (Learning Climate/LC) dukungan otonomi instruktur, kepuasan / frustrasi kebutuhan motivasi dasar (otonomi, kompetensi, keterkaitan), dan kesejahteraan psikologis. Sedangkan Critical appraisal dari jurnal ini menggunakan BEME MHPE Coding Sheet, yang berisi aspek - aspek berikut disertai jawaban penilaian presenter.

Kesimpulan yang didapatkan dari critical appraisal ini adalah pentingnya memupuk dukungan otonomi untuk mahasiswa kedokteran bagi psychological well-being (PWB) mereka. Lingkungan belajar yang melakukan hal tersebut juga akan mendukung perasaan keterkaitan dan kompetensi mahasiswa kedokteran.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah ukuran sampel yang relatif rendah dan tidak sama di seluruh sub kelompok yang dapat meyebabkan potensi bias. Studi ini juga melihat tingkat dukungan otonomi umum di sekolah kedokteran, dan bukan dukungan otonomi per instruktur atau kursus tertentu, yang akan lebih baik untuk menarik kesimpulan yang kuat. Selain itu, perlu dipertimbangkan apabila menggunakan penelitian dari luar sebagai dasar untuk penelitian di Indonesia, karena konteks perbedaan kultur dapat sangat mempengaruhi hal terkait psikologi mahasiswa.

Selengkapnya