Pendidikan Interprofesional: 50 Tahun dan Masih Menghitung

Pendidikan Interprofesional

Jill Thistlethwaite pada tahun 2012 telah mempublikasi artikelnya yang berjudul Edukasi Interprofesional; review konteks, pembelajaran, dan agenda penelitian. Setelah publikasi, artikel ini banyak disitasi oleh berbagai peneliti sehingga masuk ke dalam artikel yang berimpas paling tinggi (didefinisikan melalui jumlah sitasi) di Jurnal Medical Education. Kali ini sebagai rangka dalam perayaan volume ke-50,  penulis diminta untuk memberikan komentar mngenai kondisi lapangan saat publikasi, dampak dari artikel, serta apa saja yang telah dipelajari sejak publikasi.

Selengkapnya Simak disini

Pengembangan dan Validasi dari Kuesioner Keefektifan Pribadi (SE-12) untuk Menilai Kemampuan Komunikasi Klinis dari Tenaga Kesehatan

Mental

Komunikasi klinis yang efektif dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi serta berdampak positif pada beberapa aspek dari hasil keluaran pasien, seperti kepuasan pasien, kesembuhan gejala, serta keluaran fisiologis. Kemampuan komunikasi klinis tidak hanya bawaan pribadi, namun ia merupakan rangkaian dari kemampuan yang dapat dikembangkan sehingga mampu menjadi komunikator yang lebih baik. Beberapa pelatihan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi diantara klinisi sehingga mendapatkan interaksi yang lebih baik dengan pasien.

Keluaran dari pelatihan komunikasi dinilai secara luas dengan skor kefektifan pribadi dan kuesioner- kuesioner yang berbeda telah digunakan. Meski demikian, kuesioner tersebut tidak ada yang telah divalidasi secara formal melalui penilaian sistematik dari penilaian alat. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk mengembangkan lebih lanjut kuesioner kefektifan pribadi yang telah digunakan di penelitian sebelumnya. Studi ini bertujuan untuk menilai konten, struktur internal dan hubungannya dengan variabel lain dari versi terbaru kuesioner keefektifan pribadi (SE-12).

Selengkapnya Simak disini

Meninjau Ulang Pokok dari Problem-based learning

Problem-based learning (PBL-Pembelajaran berbasis masalah) telah menjadi topik debat utama dalam pendidikan kedokteran sejak Howard Barrows dan Robyn Tamblyn pertama kali mempublikasikan bukunya Problem-based learning: An Approach to Medical Education pada tahun 1980. Artikel ini membahas mengenai beberapa isu utama dan merefleksikan perbedaan pemahaman dari PBL antara tahun 1989 dan kini, 25 tahun kemudian.

Selengkapnya Simak disini

Sistem Manajemen Pembelajaran dan Sarana E-Learning: Ekspektasi dan Pengalaman Penggunaan dari Mahasiswa

http://fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/Pelepasan-Koas.jpg

Kurikulum pendidikan kedokteran bertujuan untuk menyediakan ilmu dan kompetensi klinis kepada mahasiswa untuk mengobati pasien dengan langkah yang terbaik dan perilaku yang berbasis bukti. Seiring berkembangnya internet, kini pendidikan kedokteran tidak hanya didapatkan melalui kuliah bertemu langsung ataupun membaca buku saja, namun juga melalui pembelajaran yang didukung oleh daring dan skenario pembelajaran (e-learning) yang telah menjadi salah satu bagian dari kurikulum modern mahasiswa kedokteran. Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS – Learning Management System) telah dibangun di berbagai fakultas kedokteran di dunia dalam rangka menyediakan platform bagi mahasiswa dan dosen sebagai sarana penyedia e-learning.

Artikel ini menginvestigasi pengalaman penggunaan dan masalah dengan sistem manajemen pembelajaran dan sarana e-learning dari mahasiswa kedokteran serta ekspektasi mereka untuk perkembangan ke depannya.

Selengkapnya Simak disini