I. Pendahuluan

Hits: 19245

pengantarParadigma baru perkembangan pendidikan kedokteran yang begitu cepat menyebabkan terjadinya beberapa perubahan dalam kurikulum dan pengelolaan menejemen kampus. Hal ini yang merupakan suatu tanggung jawab terhadap kualitas pendidikan kedokteran dan hasil lulusan. Beberapa inovasi dan strategi yang dilakukan institusi pendidikan kedokteran dalam menjawab tantangan perubahan paradigma baru tersebut, tidak lain karena kebutuhan tantangan jaman dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas pendidikan dokter yang memadai.

“Sebuah universitas tidak perlu dan tak ingin dikelola, ia akan berjalan sendiri mengikuti irama ‘internal channels’ misterius.”—Lord Dahrendorf (Kepala The London School of Economics).

Pendapat tersebut telah banyak mewarnai jalan berpikirnya para pengelola kampus. Mereka umumnya sangat percaya dengan adanya kekuatan “the invisible hands” yang akan menata dirinya sendiri. Namun saat ini sudah berbeda. Kampus harus dikelola secara profesional untuk menjawab kebutuhan masa depan. Kampus memerlukan investasi-investasi baru yang dana-dananya harus dicari dari berbagai sumber. Kampus juga tidak boleh mengandalkan dana dari Negara atau biaya penerimaan mahasiswa baru saja, apalagi ketika kemampuan keuangan Negara atau yayasan pengelola institusi sudah tidak memadai lagi. Ini berarti keadaan pendidikan tinggi tidak boleh lebih buruk dari keadaan yang dialami negaranya atau yayasan. Padahal masalah dana merupakan hambatan besar dalam pengembangan pendidikan. Dalam hal ini diperlukan pemimpin yang dapat memadukan kebutuhan dana dengan kemajuan akademik. Pertanyaannya adalah: apakah ada pemimpin kampus yang seperti ini?

Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Dalam bacaan klasik terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimpin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya). Pertanyaan yang harus muncul dan menjawab tantangan Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif dalam mengelola institusi yang berkualitas menjadi tanggung jawab bersama.


Link Terkait Pendahuluan