Bagian 1: Keberlangsungan organisasi

Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia masih banyak yang berusia di bawah 50 tahun. Usia yang masih muda ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi di Indonesia masih banyak yang belum sampai pada tahap maturitas. Sebagian besar masih dalam tahap pertumbuhan yang membutuhkan sistem manajemen yang bekerja efektif untuk membangun organisasi yang mampu mengelola pertumbuhan. Berdasarkan teori perkembangan organisasi, sebuah perguruan tinggi dapat digambarkan melalui siklus kehidupan organisasi dengan gambar sebagai berikut:

gb-1

Gambar 1. Siklus Hidup Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi yang ingin maju di Indonesia perlu memperhatikan konsep ini dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam konsep ini:

  1. Waktu yang menjadi bentangan dua titik awal dan akhir dalam kurve dapat singkat atau lama. Ada perguruan tinggi yang berumur pendek dan tidak mengalami kemajuan, dan ada yang berumur panjang dengan perbaikan terus menerus.
  2. Ada kecenderungan pengelola perguruan tinggi mengalami disorientasi dengan waktu dengan menggunakan metafora ulang tahun ke 50 sebagai ulang tahun emas seperti yang sudah dipaparkan di depan. Metafora ini mengambil siklus hidup manusia yang tidak cocok untuk diterapkan di dalam lembaga.
  3. Ketidak sadaran pengelola perguruan tinggi bahwa lembaganya ada kemungkinan sudah masuk dalam titik puncak perkembangan dan sudah mulai mundur

Dalam mencegah kemugkinan terjadinya penurunan kinerja, lembaga pendidikan tinggi perlu melakukan apa yang disebut sebagai berfikir strategis, melakukan perencanaan strategis, dan melakukan pelaksanaannya. Tindakan yang menggunakan pendekatan manajemen strategis ini merupakan respon terhadap perubahan lingkungan yang harus dipahami dan ditafsirkan. Srtategi diperlukan untuk terus bertahan dan mengembangkan diri. Dalam hal ini diperlukan berbagai langkah untuk menyusun respon:

  1. Perguruan tinggi perlu melakukan identifikasi perubahan yang terjadi.
  2. Perubahan yang terjadi perlu dipahami, termasuk melihat aspek sejarahnya.
  3. Perubahan perlu ditafsirkan, kemudian melakukan otokritik terhadap kinerja yang ada
  4. Melakukan respon dengan pendekatan manajemen strategis.

Perubahan lingkungan merupakan kekuatan pendorong (Driving Force) Lembaga pendidikan tinggi kedokteran untuk mengembangkan diri. Kekuatan pendorong tersbut antara lain:

- Tuntutan masyarakat akan mutu lulusan

- Adanya UU Pendidikan Kedokteran

- Teknologi pendidikan yang terus berkembang

- Tuntutan masyarakat untuk penurunan biaya pendidikan

Pola penyakit dan sistem kesehatan yang berubah

Globalisasi di sector kesehatan

Kekuatan-kekuatan ini akan menggugah lembaga yang berfikir strategis untuk memikirkan visi lembaga di masa depan dan otokritik terhadap situasi saat ini.

Brainstorming tentang Visi

       Oto Kritik

1. Bagaimana mutu lulusan di masa mendatang: apakah bermutu global atau biasa saja. Apakah akan membekali lulusan dengan ketrampilan meniti karir di berbagai tempat?

1. Apakah sumber daya dan kemampuan yang ada konsisten dengan kekuatan-kekuatan pendorong lembaga pendidikan tinggi kedokteran-kesehatan kesehatan

2. Bagaimana nilai-nilai dan norma-norma yang mempengaruhi pengambilan keputusan, dalam hubungannya dengan hubungan dosen, termasuk dosen yang bukan pegawai unievrsitas. Bagaimana nilai-nilai yang diberikan ke mahasiswa di masa depan.

2. Apakah keputusan-keputusan strategis, pendekatan-pendekatan manajerial sudah sesuai dengan perkembangan jenis dosen yang ada saat ini dan juga mahasiswa. Bagaimana penanganan untuk dosen klinis yang berasal dari rumahsakit pendidikan? Apakah sudah baik.

  1. 3.Jenis pelayanan yang diberikan perguruan tinggi ke masyarakat pada saat ini dan di masa mendatang: apakah terbatas pada pendidikan, atau sampai menjadi lembaga yang menghasilkan penelitian dan/atau konsultasi yang bermutu tinggi.

3. Apakah jangkauan jenis pelayanan yang disediakan oleh pendidikan kepada masyarakat sudah tepat? Bagaimanakah kans untuk bersaing dengan institusi pendidikan asing? Apakah kita mampu?

4. Lembaga akan mempunyai Kemampuan Kunci dan Sumber Daya kunci yang handal

4. Apakah institusi pendidikan tinggi sudah mempunyai sumber daya-sumber daya kunci dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan misi saat ini dan di masa mendatang, termasuk mencapai visinya.

5. Pengharapan untuk perkembangan lembaga dipatok tinggi.

5. Apakah investasi yang dilakukan lembaga pendidikan telah konsisten dengan harapan   perkembangan di masa mendatang.

Berbagai pertanyaan visioner dan otokritik-otokritik tersebut akan mendorong lembaga untuk menyusun strategi agar tetap cocok dengan perubahan lingkungan yang ada. Pemikiran-pemikiran tersebut membutuhkan apa yang disebut sebagai kemampuan berfikir strategis sebagai awal dari penyusunan rencana strategis. Dengan melakukan otokritik, sebuah lembaga diharapkan dapat melihat situasi yang ada saat ini secara jujur dan berusaha untuk mencari strategi agar dapat hidup leboih lama dengan pengembangan yang baik.

 

diskusiDiskusi

  • Apa saja faktor-faktor yang berubah di dilingkungan luar pendidikan tinggi ?
  • Data apa saja yang ada pakai untuk melihat perubahan ini?
  • Apa penafsiran anda terhadap perubahan-perubahan ini?