2c. Pengembangan Tenaga Kependidikan


 

  Tujuan pembelajaran

 Setelah mengikuti modul ini, para pembaca diharapkan untuk:

  • Mampu memahami fungsi tenaga kependidikan dantugas pendidik (dosen)
  • Mampu mengidentifikasi berbagai kasus salah-kaprah dalam mengelola fungsi pendukung manajemen fakultas 
  • Mampu memilah-milah tugas untuk tenaga kependidikan dan tugas dosen
  • Mampu mengembangkan jumlah dan mutu tenaga kependidikan.

Hand-out

 Pengantar:

Apa tugas Tenaga Kependidikan dalam kaitannya dengan infrastruktur fakultas. Apa saja infrastruktur universitas? Keuangan, Fasilitas Fisik, Fasilitas IT dan Perpustakaan, Fasilitas SDM. Infrastruktur tersebut terkait dengan konsep prinsip akuntabilitas. Prinsip akuntabilitas menyatakan bahwa harus ada pertambahan nilai yang diberikan oleh perguruan tinggi untuk mahasiswa dan berbagai pihak yang menggunakan jasa perguruan tinggi. Nilai bagi pengguna terutama dirasakan dari aktifitas pelayanan yang mencakup: pelayanan sebelum masuk kampus, pelayanan di kampus, sampai pada pelayanan setelah pengguna meninggalkan kampus. Nilai-nilai pengguna ini hanya dapat diperoleh apabila berbagai bagian akademik, program-program studi, dan unit-unit pendukung dapat bekerja sama secara lintas program yang menghasilkan nilai tambah untuk pengguna.

Rantai Nilai Perguruan Tinggi

Gambar 1 Menunjukkan konsep rantai nilai di Perguruan Tinggi.

Pra Pelayanan di kampus Proses Pelayanan Pendidikan, Penelitian, Pelatihan dll Pelayanan Pasca Lulus: Continuing Education Mutu Pendidikan dan Penelitian Budaya Organisas Manfaat yang didapat pengguna Aktifitas Pelayanan Aktifitas Penduukung Pengelolaan Fakultas yang Efisien dan Produktif: SDM, Keuangan Penyediaan Sarana dan Prasarana yang mendukung mutu. Kemandirian Organisasi dan Jaringan Kerjasama Struktur Organisasi Fakultas/Jurusan Berbagai Unit dan Satuan Kerja di Fakultas Gambar 1. Rantai nilai di perguruan tinggi Aktifitas pelayanan di perguruan tinggi mencakup pendidikan, penelitian,konsultasi, sampai ke pengabdian masyarakat. Setiap aktifitas pelayanan mempunyai benchmark internasional ataupun nasional. Untuk memenuhi benchmark tersebut produk pelayanan perguruan tinggi perlu didukung oleh berbagai aktifitas manajemen pendukung , antara lain:

  1. Peningkatan Kualitas dan Relevansi Program Pendidikan Sarjana dan Pascasarjana serta Peningkatan Kualitas dan Relevansi Penelitian dan Pelayanan Pada Masyarakat .
  2. Pengelolaan Fakultas yang Efisien dan Produktif.
  3. Penyediaan Sarana dan Prasarana yang mendukung mutu.
  4. Pengembangan Kemandirian Organisasi dan Jaringan Tenaga Kependidikan banyak bertugas di unit pendukung.

Contoh adalah sebagai staf keuangan, manajer SDM, pengelola gedung dan bangunan, membantu proses pendidikan, dan sebagainya. Situasi dimana Dosen ada yang merangkap sebagai tenaga Kependidikan . - Dalam situasi model organisasi dan tata kelola yang belum baik, terjadi situasi yang dapat mengurangi ambivalensi pencapaian nilai-nilail ilmiah, termasuk pada pengembangan penelitian.

Dosen-dosen yang aktif, bahkan dosen muda yang PhD secara sengaja atau tidak sengaja masuk ke pengelolaan administratif yang semakin kompleks. Sebagian pihak mempunyai asumsi ada karir birokrasi di kampus untuk para dosen. Akibatnya terjadi suatu pemindahan perhatian dari pengembangan ilmu ke pengembangan administrasi.

Di sebuah fakultas, dosen-dosen muda yang mempunyai gelar PhD ada yang dipilih masuk sebagai manajer yang sebenarnya lebih baik dikelola oleh tenaga kependidikan. Akibatnya dosen muda yang bersangkutan kesulitan untuk mengembangkan keilmuan bagi diri dan lembaganya.

Sementara itu pekerjaan yang harus dikerjakan oleh tenaga manajer professional menjadi tidak terkelola secara maksimal. Dalam hal ini ada kemungkinan dosen tersebut tidak kompeten atau tidak mempunyai waktu untuk mengelola unit pendukung yang ada.

  • Keadaan ini dapat diperburuk dengan adanya balas jasa untuk anggota tim sukses yang menghantarkan seseorang menjadi dekan. Hal ini dapat terkait dengan proses pemilihan dekan yang menggunakan pendekatan politik.Praktek-praktek pengangkatan anggota kelompok untuk menjadi pengelola infrastruktur akan mengurangi nilai-nilai ilmiah. Tenaga Kependidikan yang belum kompeten dan tidak percaya diri serta tidak dipercayai.
  • Secara historis mereka berasal dari tenaga Tata Usaha yang birokratis dan pendidikannya relatif rendah.Padahal unit pendukung saat ini sudah berkembang sangat kompleks dan membutuhkan manajer yang professional.
  • Ada gap antara kebutuhan tenaga manajer instruktur pendukung dan tenaga yang ada saat ini. Gap ini diperkirakan terus berlanjut karena rekrutmennya masih menggunakan model pegawai negeri. Tidak ada rekrutmen terbuka dan yang berada di karir menengah.
  • Para pegawai kependidikan tersebut dapat menjadi kurang percaya diri. Dalam rapat-rapat terlihat ada situasi dimana tenaga kependidikan tidak menunjukkan kepercayaan diri yang dapat dilihat dari bahasa tubuh, letak tempat duduk, bahkan sampai cara berbicara. Dosen cenderung mendominasi.
  • Di sisi lain, para dosen juga belum mempunyai cara pandang yang menghargai peran tenaga kependidikan.

Bahan bacaan

 Wingard, DL., Garman, KA. Reznik, V. (2004) ‘Facilitating Faculty Success: Outcomes and Cost Benefit of the UCSD National Center of Leadership in Academic Medicine’ Academic Medicine, vol . 79, no. 10, October

[1] Untuk membaca lebih jauh mengenai hubuangan FK dengan rumahsakit pendidikan dapat membaca Penelitian oleh: Hardiman A, Trisnantoro L, Suryo, Fainal, Sophie, dan Syaukani. Laporan Sementara Rumahsakit Pendidikan untuk ko-asisten di Indonesia tahun 2003. Proceeding Seminar Penyusunan Standar dan Kriteria RS Pendidikan. 2003