Kiat Menjadi Agent Of Change yang Sukses di Bidang Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan

20191021 103353 resized

Pendidikan Profesi Kesehatan (Health Professions Education – HPE) saat ini terus berkembang maju dengan cepat (rapid change) dan dinamis mengikuti kebutuhan dan perkembangan teknologi. Demikian juga berbagai inovasi dalam pendidikan profesi kesehatan telah dan akan terus dilakukan untuk menciptakan program pendidikan yang efektif agar menghasilkan layanan kesehatan berkualitas tinggi di kemudian hari. Namun demikian, menjadi inisiator dan inovator perubahan dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan bukanlah tugas dan tanggungjawab yang mudah. Berbagai tatangan seringkali muncul, baik dari mahasiswa, kolega pendidik, para senior, ataupun pemegang kebijakan di institusi pendidikan yang berbeda pandangan, pendapat, ataupun kritik terhadap ide - ide dan inovasi baru yang ada. Tidak jarang pula berbagai tantangan tersebut menimbulkan rasa putus asa pada diri inisiator perubahan itu sendiri, bahkan ada pula yang mengundurkan diri meninggalkan idealisme dan pemikiran inovatif dalam dunia pendidikan kedokteran dan kesehatan. Untuk itulah, sangat penting bagi kita untuk memahami kiat - kiat agar dapat tetap mengawal inovasi dan perbaikan dalam pendidikan dalam kondisi yang penuh tantangan tadi. Lalu, apa saja kiat - kiat itu?

 

Konsep dan Penerapan Penilaian Programatik dalam Pendidikan Kedokteran

Pada Selasa 15 Oktober 2019, penulis berkesempatan mengikuti seminar yang diselenggarakan olah Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) dan Pengurus Besar Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia (AFKSI) dengan tema “The Concept and the Application of Programmatic Assessment in Medical Education: Sharing the Experience from FHML, Maastricht University”. Pada kesempatan tersebut diundang beberapa pakar di bidang pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan dengan keynote speaker Prof. Dr. A. J. J. A Scherpbier dari Faculty of Health, Medicine, and Life Sciences (FHML) Maastricht University, the Netherlands dan dr. Titi Savitri Prihatiningsih, M.Med.Ed., PhD dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.

Orientasi Mahasiswa Prodi Magister Ilmu Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan FK - KMK UGM Tahun 2019

gambar1Yogyakarta terkenal sebagai kota pelajar. Banyak pelajar yang ingin menimba ilmu ke salah satu provinsi yang mendapat sebutan “Daerah Istimewa” ini. Hal ini terlihat dari jumlah universitas di Yogyakarta yang cukup banyak, baik universitas negeri maupun swasta, salah satunya adalah universitas negeri yang terkemuka dan terkenal sebagai kampus kerakyatan, yaitu Universitas Gadjah Mada. Reputasi UGM saat ini telah terkenal hingga ke manca negara.

Salah satu program studi S2 di Universitas Gadjah Muda adalah Program Studi Ilmu Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan (S2 IPK). Program studi ini termasuk salah satu satu program studi yang diminati oleh dosen di fakultas kedokteran ataupun fakultas kesehatan lainnya di tanah air. Hal ini dikarenakan adanya peraturan dari Kemenristekdikti yang mengharuskan ada minimal satu orang ahli pendidikan kedokteran di sebuah Fakultas Kedokteran.

Reportase Peran LAM PT-KES dalam Peningkatan Mutu Berkelanjutan Perguruan Tinggi Kesehatan di Indonesia

Peran LAM PT KES dalam Peningkatan Mutu Berkelanjutan image 106 Mei 2019

Indonesia sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menghadapi gelombang globalisasi yang multiaspek, salah satunya globalisasi industri pendidikan tinggi dan kesehatan. Indonesia harus mempersiapkan diri dalam menghadapi AFTA, APEC, dan ACFTA. Penguasaan keilmuan, keterampilan, dan perilaku lulusan kesehatan menjadi salah satu penentu kualitas pelayanan kesehatan dan sebagai modal penting untuk bersaing dalam globalisasi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penjaminan kualitas industri pendidikan tinggi dan kesehatan untuk memberikan bukti dan membangun kepercayaan bahwa kualitas suatu institusi pendidikan tesebut dapat berfungsi dengan baik.

UGM Kembali Menghasilkan Profesor di Bidang Pendidikan Kedokteran

Guru Besar Prof. dr. Gandes Retno RahayuSelasa, 2 April 2019 adalah hari yang begitu menggembirakan bagi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK - KMK) UGM, khususnya Departemen Pendidikan Kedokteran dan Bioetika. Dengan begitu khidmat, dilaksanakan acara Pengukuhan Guru Besar Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., PhD yang berlangsung di Balai Senat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dihadiri oleh keluarga, civitas akademika, kolega, dan tamu undangan lain mengisi penuh ruangan Balai Senat UGM.

Dengan mengangkat judul “Adaptasi Pendidikan Kedokteran dalam Mendidik Dokter Masa Depan”, Gandes menyampaikan pidatonya dengan penuh energi dan inspirasi. Dalam pidatonya, Gandes menyampaikan tentang perubahan - perubahan dalam pendidikan kedokteran masa mendatang, diantaranya : perubahan pola dan penanganan penyakit secara global, perubahan pasien, pemahaman baru terhadap proses belajar, perubahan karakteristik mahasiswa kedokteran, laju evolusi teknologi informasi yang sangat cepat, dan laju evolusi teknologi kedokteran. Dengan berbagai perubahan dan kemajuan tersebut, lulusan pendidikan kedokteran diharapkan mampu menjadi medical expert, communicator, collaborator, leader, health advocate, scholar dan professional, serta tidak pernah berhenti belajar sepanjang hayat.