The Lancet: Siapkah Indonesia Menghadapi Era Pergerakan Bebas Tenaga Kesehatan?

The Lancet: Siapkah Indonesia Menghadapi Era Pergerakan Bebas Tenaga Kesehatan?

global health "Ada monopoli dan suatu sikap resisten yang ditunjukkan dokter-dokter Indonesia terhadap dokter asing yang ingin masuk dan berpraktik di Indonesia" kata Army Nurdin seperti dikutip di The Lancet.

Resistensi menjadi salah satu tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan era bebas tenaga kesehatan pada tahun 2015 saat diberlakukannya AFTA/AFAS. Selain itu ada beberapa tantangan lain yang harus dihadapi seperti adanya kemungkinan dokter-dokter terbaik di Indonesia lebih memilih bekerja di luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. Sistem untuk menjaga kestabilan pelayanan kesehatan di Indonesia pada era tersebut harus dipersiapkan dengan baik oleh para penentu kebijakan. Mengakomodasi tenaga asing dengan tetap memberikan "perlindungan" kepada dokter-dokter Indonesia. The Lancet menyajika hal tersebut dengan singkat dan padat. Silakan klik tautan berikut ini untuk informasi lebih lanjut.


Apa yang Dokter Inginkan ? Pengembangan Faktor Insentif untuk Menarik Minat Dokter Bekerja di Daerah Terpencil

rural mapBuruknya distribusi dokter bukanlah hal yang baru lagi di Indonesia. Saat ini permasalahan kurangnya tenaga dokter terutama di daerah rural juga dialami oleh berbagai negara di dunia. WHO pada tahun 2013 sudah mengeluarkan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan distribusi dokter.
Pada tahun 1997 Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Bank Dunia juga mengadakan penelitian untuk menganalisa faktor-faktor apa saja yang menarik minat dokter untuk bekerja di daerah rural di Indonesia. Survei ini sangat relevan untuk dilakukan lagi di era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini, dimana negara wajib menjamin rakyatnya memperoleh pelayanan kesehatan merata dan maksimal di seluruh Indonesia. Silakan klik tautan berikut ini untuk informasi lebih lanjut. 


Evaluasi Rekomendasi WHO untuk Mengatasi Krisis Tenaga Kesehatan Dunia

health professionalKrisis tenaga kesehatan melanda dunia. Hal tersebut diperparah dengan buruknya distribusi tenaga kesehatan terutama di negara-negara sub-sahara Afrika. Selain itu permasalahan miss-match kompetensi yang diberikan dipendidikan dengan yang dibutuhkan dilapangan menyebabkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak maksimal.

Diperlukan suatu upaya dan kerjasama yang baik antara kementerian pendidikan,kementerian kesehatan dan instansi terkait lainnya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Survei ini bertujuan untuk memastikan apakah guideline yang direkomendasikan oleh WHO sudah sesuai di masing-masing negara dan untuk menentukan stakeholders spesifik di masing-masing negara yang terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan guideline tersebut. Informasi lebih lanjut silakan klik tautan berikut ini.