KEMITRAAN GLOBAL Indonesia Jadi Tuan Rumah Pertemuan GHSA

ghsa-indonesia

PKMK - Indonesia kembali menjadi tuan rumah pertemuan Global Health Security Agenda (GHSA) yang diikuti 53 negara anggota, badan kesehatan dunia WHO dan Bank Dunia. Pertemuan tersebut diharapkan memberi kontribusi terhadap kemajuan dunia yang lebih aman dari ancaman kesehatan.

"Makin banyak negara yang tergabung dalam GHSA. Ada tiga negara baru yaitu Argentina, Pantai Gading dan Mongolia," kata Menteri Kesehatan (Menkes), Nila FA Moeloek dalam pembukaan GHSA 2016, di Jakarta, Selasa (24/8).

Hadir dalam kesempatanitu, perwakilan WHO untuk Indonesia, Jihane Tawilah.

Menkes menjelaskan, bagian penting dari GHSA adalah implementasi dari paket aksi dalam agenda keamanan kesehatan global. Ada 11 paket aksi yang akan dilakukan dan hal itu selaras dengan peraturan kesehatan internasional.

"Di sejumlah negara, banyak aturan yang sukar dilaksanakan. Kami berharap masukan, pengalaman dan praktik terbaik yang disampaikan dalam forum bisa membuat paket aksi lebih mudah diterapkan," ucap Nila Moeloek.

Ditambahkan, komunikasi dan koordinasi di antara stakeholder memainkan peran penting dalam keberhasilan pelaksanaan Paket Aksi. Terutama, saat muncul penyakit menular yang berpotensi epidemi, bahkan pandemi yang cenderung lebih sering terjadi.

"Dalam dekade terakhir, setidaknya dua pandemi telah dilaporkan di dunia yaitu SARS pada 2002 dan influenza A pada 2009," tuturnya.

Selain itu, lanjut Menkes, dua keadaan darurat kesehatan masyarakat  yang meresahkan dunia atau PHEIC telah dilaporkan yaitu penyakit ebola pada 2014 dan virus zika pada 2016.

"Melalui pertemuan ini, sesama anggota GHSA bisa memperkuat kapasitas dirinya dengan melakukan deteksi, upaya pencegahan dan tanggapan serius atas ancaman kesehatan masyarakat global," ucap Menkes.

Sementara itu, Jihane Tawilah mengatakan, memperkuat keamanan kesehatan antara negara anggota GHSA harus dilakukan, tak hanya untuk menekan jumlah kesakitan tetapi juga dampak sosial ekonomi atas kasus yang terjadi.

"Pergerakan orang yang makin global, membuka peluang atas ancaman kesehatan global. Untuk itu, masing-masing negara diminta untuk selalu siaga dengan memperhatikan 11 langkah aksi GHSA," kata Jihane menandaskan. (TW)