WHO: Saatnya Darurat "Perang" Melawan Epidemik Diabetes

hari-kesehatan-dunia

PKMK - Badan Kesehatan dunia, WHO mengajak negara-negara kawasan Asia Tenggara untuk melakukan aksi guna melawan diabetes. Penyakit tersebut saat ini sudah pada epidemik. Dikhawatirkan angkanya akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.

"Diabetes harus mendapat perhatian, karena 3,7 juta kematian akibat diabetes ada di kawasan Asia Tenggara," kata Sharod Adhikary, team leader for NCD and Environment Health, di Jakarta, Selasa (5/4).

Hadir dalam acara itu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Muhammad Subuh, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen P2PL, Lily Sulistyowati dan pakar diabetes, Sidartawan Soegondo.

Sharod membacakan pesan Direktur Regional WHO, Poonam Khetrapal Singh, menyambut Hari Kesehatan Dunia yang jatuh pada 7 April 2016.

Ditambahkan, penyakit diabetes mendapat perhatian dr WHO mengingat prevalensinya mempersulit pengendalian penyakit-penyakit menular lainnya seperti tuberkulosis.

"Hampir separo dari 96 juta orang yang sebenarnya menyandang diabetes, tetapi tidak tahu. Kondisi itu, menambah kerugian pada individu, sosial dan ekonomi," ujarnya.

Ia mengingatkan pemerintah di kawasan agar memperhatikan penjualan makanan kepada anak-anak. Perlu ada pengaturan khusus agar makanan untuk anak-anak tidak banyak mengandung gula.

"Selain itu, penting diterakannya kadar gizi pada paket makanan yang dijual. Sehingga konsumen bisa menentukan makanan yang akan dikonsumsi guna menghindari diabetes," ucap sharod menandaskan.

Hal senada dikemukakan Muhammad Subuh. Penyakit diabetes tak hanya masalah kesehatan, tetapi juga berpengaruh pada perekonomian negara akibat hilangnya produktivitas.

"Kerugian global akibat diabetes dilihat dari GDP, pada kurun waktu 2010 hingga 2030 diperkirakan mencapai 1,7 triliun dollar," ujar Subuh.

Hal itu bisa terjadi, lanjut Subuh, karena hampir 90 persen penyandang diabetes tipe 2 yang disebabkan  karena kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik.

"Diabetes sebenarnya dapat dicegah dan dapat diobati jika ditemukan pada fase dini," katanya.

Ditambahkan, jika tidak ditangani dengan benar, diabetes bisa menimbulkan kerusakan pada organ-organ utama tubuh. Seperti serangan jantung, stroke, kebutaan dan kerusakan syaraf.

"Ada langkah perorangan yang bisa dilakukan. Yaitu, pola makan sehat menghindari minuman bergula sebagai langkah awal. Lalu kendalikan soal porsi makan agar tidak berlebihan," ujarnya.

Selain itu, lanjut Subuh, hal penting lainnya adalah latihan fisik rutin selama 30 menit sebanyak 5 kali seminggu bagi orang dewasa. Hal itu bisa membantu mengendalikan berat badan. (TW)