Kapal Klinik Terapung, Mendekatkan Layanan Kesehatan Masyarakat

TIMIKA -- Kapal Klinik Terapung milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) segera tiba di Timika, Papua untuk memberikan layanan kesehatan kepada warga di wilayah pesisir Kabupaten Mimika itu. Wakil Sekretaris Eksekutif Bidang Program LPMAK Yohanis Arwakon mengatakan kapal klinik terapung tersebut sudah melakukan uji coba pelayaran di sekitar perairan Surabaya, Jawa Timur. Diperkirakan tiga pekan lagi kapal tersebut berlayar ke Timika.

"Kita sudah mengurus izin berlayar di Syahbandar dan lain-lainnya. Yang pasti, dalam waktu dekat kapal itu sudah berangkat dari Surabaya ke Timika," ujarnya, Senin (20/4).

Menurut dia, kapal klinik terapung tersebut nantinya dioperasikan sendiri oleh LPMAK dengan fokus utama memberikan layanan kesehatan warga di kampung-kampung pesisir Mimika. Kapal klinik terapung tersebut dirakit di galangan kapal PT Indo Raya Surabaya. Pengoperasian kapal tersebut untuk sementara waktu dipercayakan kepada pihak PT Indo Raya Surabaya sambil melatih putra-putri Suku Amungme dan Kamoro yang nantinya dipercaya untuk mengoperasikan kapal tersebut.

Ia mengatakan kapal klinik terapung ini nantinya dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang selama ini terlibat dalam kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat pesisir Mimika baik Biro Kesehatan LPMAK, Dinkes Mimika, RSMM, RSUD maupun puskesmas-puskesmas di wilayah pesisir. Kapal dengan panjang 17 meter dan lebar 8 meter itu dilengkapi dengan kamar bedah, ruang tunggu pasien, poliklinik, ruang opname, ruang obat dan ruang dokter.

"Semua sudah disiapkan, termasuk obat-obatan dan tim medis yang nantinya akan memberikan pelayanan kesehatan di wilayah pesisir. Kapal klinik terapung ini termasuk yang paling lengkap untuk kawasan timur Indonesia," ujarnya.

Kapal berbahan aluminium atau logam putih perak, ringan, yang seluruh materialnya didatangkan dari Australia dirakit oleh PT Indo Raya Surabaya. Untuk pengadaan kapal klinik terapung tersebut, LPMAK menggelontorkan dana lebih dari Rp 10 miliar. Biaya pembuatan kapal sedikit lebih mahal karena kapal klinik terapung tersebut tidak menggunakan baling-baling tetapi memakai jet air disesuaikan dengan kondisi perairan di wilayah pesisir Mimika yang sangat bergantung pada kondisi pasang surut.

sumber: REPUBLIKA.CO.ID