Universitas Surabaya segera buka fakultas kedokteran

Surabaya - Universitas Surabaya (Ubaya) segera membuka Fakultas Kedokteran dan tiga program studi pascasarjana yang baru yakni Magister Bioteknologi, Magister Teknik Industri, dan Doktoral Psikologi.

"Prodi/fakultas baru itu sudah mendapatkan rekomendasi Kopertis VII Jatim dan sekarang dalam proses di Ditjen Dikti," kata Rektor Ubaya Prof Ir Joniarto Parung MMBAT PhD di sela Rapat Senat Dies Natalis Ke-47 Ubaya di Surabaya, Jatim, Rabu.

Menurut dia, jika proses yang berlangsung di Ditjen Dikti Kemendikbud itu bisa selesai sebelum Juni 2015, maka prodi baru akan dibuka pada tahun ini (2015), namun bila tidak bisa akan dibuka tahun depan (2016).

"Yang jelas, kami membuka prodi magister dan doktoral untuk memperkuat iklim riset di Ubaya, sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas laboratorium kami," tuturnya.

Terkait Fakultas Kedokteran, ia mengaku Ubaya ingin mengembangkan sistem baru di bidang kedokteran yang mengintegrasikan fisik dan psikis yakni kesehatan terpadu antara kedokteran, psikologi, dan farmasi.

"Jadi, masyarakat yang sehat itu meliputi sehat secara fisik dari aspek kedokteran dan pengobatan (farmasi), tapi juga sehat secara psikis. Kami akan mengoptimalkan Fakultas Psikologi yang sudah memiliki S2 dan S3," ujarnya.

Bahkan, farmasi atau pengobatan yang dikembangkan Ubaya pun akan lebih fokus pada pengobatan herbal melalui optimalisasi penelitian di Ubaya Kampus Trawas (UTC) yang merupakan pusat informasi lingkungan dan wisata alam.

Mengenai persyaratan perlunya rumah sakit untuk membuka FK itu, ia mengatakan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan RSUD Mojokerto yang merupakan rumah sakit berakreditasi B.

"Itu langkah awal, tapi ke depan, kami juga akan membangun rumah sakit sendiri yakni di lapangan parkir Ubaya Kampus Tenggilis. Luas lapangan parkir mobil itu mencapai 5,5 hektare, tapi kami akan memakai 1 hektare untuk membangun rumah sakit pendidikan," ucapnya.

Namun, pihaknya akan tetap menjalin kerja sama dengan RSUD Mojokerto itu, meski nantinya sudah memiliki rumah sakit sendiri, karena pihaknya ingin mahasiswa memiliki pengalaman berbeda pada RSUD dan RS Universitas.

"Untuk dosen kedokteran, kami sudah memiliki 22 dokter spesialis, padahal syarat minimal 18 dokter. Untuk prodi lain (pascasarjana teknik industri, bioteknologi, psikologi), kami sudah memiliki syarat minimal enam doktor, apalagi Fakultas Psikologi sudah lama memiliki magister," paparnya.

Dalam rapat senat terbuka terkait Dies Natalis Ke-47 Ubaya itu juga disampaikan orasi ilmiah oleh Dr Suhartati SH MHum dari Laboratorium Hukum Pidana pada Fakultas Hukum (FH) Ubaya.

"Kejahatan korporasi itu semakin marak, bahkan kasus APBD DKI Jakarta itu sangat mungkin melibatkan 49 korporasi dalamnya. Saran saya, pemidanaan korporasi itu tidak efektif, karena itu perlu dibarengi dengan upaya preventif yang melibatkan pemerintah, korporasi, dan masyarakat," katanya.

sumber: antaranews.com