Nasib Sarjana Kedokteran di Papua Terkatung-katung

JAYAPURA - Guna menjadi dokter, maka sarjana kedokteran harus menempuh program pendidikan profesi dokter muda (co-ass) di rumah sakit. Namun, 95 sarjana kedokteran angkatan 2009 dari Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura hingga kini belum mendapat kejelasan dari rektor tentang program tersebut.

"Kami sudah wisuda pada 5 September 2013 lalu, tapi belum ikut co-ass sampai sekarang, sudah hampir satu tahun empat bulan. Nasib kami terkatung-katung dan ujung-ujungnya tidak jelas," kata salah satu sarjana kedokteran Uncen angkatan 2009 Echa Sagrim di Jayapura, Senin (19/1/2015).

Menurut Echa, sebenarnya setelah diwisuda, mereka langsung menjalani pendidikan profesi dokter muda (co-ass) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dok II Jayapura. Namun, meski sudah berulang kali menemui Rektor Uncen untuk meminta kejelasan mengapa tidak melanjutkan pendidikan dokter muda di rumah sakit sekaligus meminta solusi, hingga kini tidak ada titik terang.

"Kami tidak mencari siapa yang salah atau mengungkit masalah yang sudah lewat seperti perkuliahan yang tidak berjalan baik, kami di sini hanya mau meminta hak kami," ujarnya.

Echa menegaskan, sejak diwisuda 5 September 2013 lalu, dia dan puluhan sarjana kedokteran Uncen seharusnya sedang menjalani pendidikan profesi dokter muda di rumah sakit. Tetapi nyatanya, mereka juga kesulitan masuk rumah sakit dan tidak tahu harus sampai kapan menunggu pendidikan lanjutannya.

"Apa sampai dua tahun? Kami sudah bertemu beberapa kali dengan rektor untuk menyampaikan masalah ini, tapi sampai sekarang belum dapat jawaban tentang nasib kami," imbuh Echa