PROFESI DOKTER: Diluncurkan Kanal Khusus Dokter "FDI Channel"

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Zainal Abidin

Guna membangun komunikasi yang solid antar dokter di Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) membuat kanal khusus di saluran tv berbayar, K-Vision bernama "Forum Dokter Indonesia (FDI) Channel". Kanal tersebut tidak bisa diakses umum, hanya untuk kalangan dokter.

"Program ilmiah kedokteran mendapat porsi 80 persen tayangan dan program umum kesehatan dan kedokteran 20 persen," kata Ketua Umum PB IDI, dr Zainal Abidin, saat peluncuran FDI Channel di gedung Bentara Budaya Kompas-Gramedia, Jakarta, Selasa (20/1).

Acara yang dibuka Usman Sumantri, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) Kementerian Kesehatan itu juga dihadiri Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Roy Sparingga, Dirut BPJS Kesehatan, Fachmi Idris dan CEO Kompas-Gramedia, Agung Adiprasetyo.

Zainal Abidin menambahkan, kanal FDI itu nanti akan dipergunakan pula untuk meningkatkan kompetensi dokter di Indonesia melalui sistem kredit poin yang dibuat PB IDI.

Apalagi dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang mana dokter umum menjadi garda terdepan. Sehingga diperlukan ilmu yang mumpuni dan informasi medis terkini.

"FDI Channel ini diharapkan bisa menjadi forum ilmiah para dokter ahli untuk membagi ilmunya ke seluruh dokter di seluruh Indonesia. Sehingga para dokter, terutama di Puskesmas tak perlu meninggalkan kerjanya untuk mendapat info terkini seputar ilmu kedokteran," katanya menegaskan.

Keutamaan lain dari kanal khusus FDI Channel, lanjut Zainal Abidin, pengusaha farmasi bisa mensosialisasikan obat-obatan terbaru yang selama ini tidak bisa diiklankan secara bebas. Dengan demikian, informasi semacam ini bisa diketahui para dokter di daerah-daerah, tak hanya dokter di perkotaan.

"Lewat kanal khusus ini, tak ada lagi jarak ruang dan waktu, sehingga informasi terkini bisa disebar dengan cepat ke seluruh Indonesia," kata dokter lulusan Universitas Hasanuddin Makassar tersebut menandaskan. (TW)