Ujian Gratis bagi 2.500 Dokter yang Belum Lulus Kompetensi

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Indonesia masih mengoleksi sekitar 2.500 dokter yang belum lulus uji kompetensi. Hal itu termasuk dalam sejumlah hal yang akan diperhatikan oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI).

Persoalan tersebut, menurut Tri Hanggono Achmad, Ketua AIPKI yang baru terpilih, menjadi mendasar karena pada 2014 mendatang Indonesia mulai menerapkan sistem jaminan kesehatan nasional.

Kata dia, jumlah dokter yang belum lulus kompetensi tersebut adalah para dokter yang gagal dalam proses ujian terhitung 2012 ke bawah. AIPKI akan bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Secara teoritis, dalam dunia pendidikan tidak mungkin orang gagal kemudian lulus jika tidak ada proses perbaikan atau remedial. Maka itu kami melakukan proses pembimbingan, AIPKI menyusun materi pembimbingan, menyiapkan pembibingnya, dan melakukan free test sebagai bahan awal status anak itu di mana, kelebihan, kekurangannya, dibimbing dan baru ikut ujian. Diharapkan dengan proses seperti ini akan ada peningkatan hasil kelulusannya," kata Tri kepada Tribun Manado seusai menutup Muktamar AIPKI di Hotel Aryaduta Manado, Sabtu (28/9/2013).

Ia mengatakan, telah dilakukan uji kompetensi siklus pertama. Dari siklus pertama itu banyak yang tidak lulus dan tidak ikut. "Kami hanya memberikan dua kali kesempatan kepada mereka yang belum lulus uji kompetensi. Jika dalam dua kesempatan mereka tidak lulus, dengan kesepakatan bersama mereka tidak akan diberikan kesempatan lagi ikut ujian. Tapi bukan berarti mereka itu bukan dokter, karena mereka telah diluluskan dari institusi pendidikan sebelumnya," jelasnya.

Akibat dari ketidaklulusan itu, lanjut Tri, sang dokter tidak dapat izin praktik walaupun mereka bisa melanjutkan sekolah master untuk menjadi birokrat atau dosen agar karirnya tidak habis. Jika dokter tanpa sertifikat uji kompetensi membuka layanan praktik, sang dokter akan kena sanksi dari otoritas kesehatan.

Ia mengatakan, dalam setahun akan dilakukan empat kali uji kompetensi. AIPKI akan bersama- sama membantu dengan pendekatan wilayah yakni bagi wilayah yang sudah mampu membantu yang kurang. Bantuan tersebut mencakup pengembangan kapasitas sumber daya, pelatihan- pelatihan, serta membuat bank soal, bukan hanya untuk ujian.

Kata Tri, kompetensi dokter akan terkait dengan empat program yang akan ia lakukan ke depan. Empat program tersebut adalah membangun standar kompetensi bagi kedokteran primer yang diterjemahkan dalam kurikulum. Kedokteran primer akan menunjang penerapan jaminan kesehatan nasional yang mulai diterapkan pada 2014 mendatang. Dokter yang terlibat dalam sistem jaminan kesehatan ini tidak hanya berperan mengobati pasien tapi juga menjaga kesehatan.

Program kedua adalah mendorong dokter layanan primer ini berbicara kompetensi dan kualifikasi yang merupakan terjemahan dari program pemerintah tentang kerangka kualifikasi nasional Indonesia. AIPKI harus membangun deskriptor dari kerangka kualifikasi yang dikehendaki dokter.

"Nanti deskripsi kompetensinya akan ada pada pemenuhan kompetensi di level mana, apakah di level sarjana, profesi, magister dari dokter dan sekarang ini sedang membangun dan mempelajari kurikulum yang ada," tukasnya.

Ketiga, terkait implementasi undang-undang kedokteran tentang keberadaan rumah sakit di perguruan tinggi. Fakultas kedokteran diharuskan memiliki rumah sakit. "Tidak mudah dalam lima tahun harus membangun rumah sakit di fakultas kedokteran tiap universitas," kata dia. Keempat, terkait uji kompetensi dokter dan akreditasi. Dua aspek ini akan memengaruhi, berapa banyak suatu fakultas kedokteran dapat menerima mahasiswa.

Muktamar AIPKI VIII akan digelar pada 2015 di Kota Solo, Jawa Tengah.  Dekan Fakultas Kedokteran Unsrat Sarah M Warouw mengatakan, Muktamar AIPKI di Manado terlaksana dengan baik dan sukses. "Panitia yang ada telah bekerja dengan baik agar kegiatan dapat terlaksana dengan tidak ada kekurangan sehingga para tamu yang hadir merasa puas dengan pelayanan dari panitia," tuturnya.(kel)