Transisi Ekonomi Indonesia Picu Diabetes Melitus

Jakarta, PKMK. Transisi ekonomi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan terjadinya perubahan gaya ataupun pola hidup. Hal tersebut diikuti dengan angka penderita obesitas ataupun diabetes melitus di Indonesia terus naik. Hal itu dikatakan oleh Niels Lund, Vice President Global Public Affairs Novo Nordisk, di Jakarta (3/9/2013). Niels Lund dalam acara peluncuran laporan Blue Print for Change di Kementerian Kesehatan RI, Novo Nordisk telah mengidentifikasi sejumlah hambatan utama kepedulian penanganan diabetes melitus. Ada empat faktor dan itu adalah, pertama, kurangnya kesadaran tentang diabetes melitus di kalangan umum, profesional kesehatan, dan pembuat kebijakan publik. Kedua, kurangnya sumber daya di sistem pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Ketiga, ketidakseimbangan pasokan dan permintaan dalam sistem pelayanan kesehatan menimbulkan bertambahnya penderita diabetes melitus. Hal itu pun mengakibatkan kurangnya tenaga spesialis penanganan penyakit itu. Keempat, jumlah penderita diabetes melitus yang mendapatkan penanganan memadai, terbilang sedikit. Niels Lund berkata, "Aktivitas terbaru yang kami lakukan telah menimbulkan nilai bagi semua pemangku kepentingan." Dalam acara yang sama, Sandeep Sur, Direktur Novo Nordisk Indonesia, mengatakan bahwa temuan pihaknya akan percuma bila tidak disambut aksi nyata tersinergi dari semua pihak. "Laporan terbaru kami bisa membantu mengatasi permasalahan diabetes melitus di Indonesia," imbuhnya.