Reportase Zoom Meeting Analisis Kemampuan Pelaksanaan FK Dalam Mengimplementasikan SNPPDI 2019

Pada Rabu, 30 Desember 2020, telah dilaksanakan zoom meeting yang diselenggarakan oleh Pemerhati Pendidikan Kedokteran dan Pelayanan Kesehatan yang berjudul “Analisis Kemampuan Pelaksanaan FK Dalam Mengimplementasikan SNPPDI 2019”. Sesi ini dipandu oleh moderator Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD dengan pembicara dr. Ardi Findyartini, PhD, dr. Mora Claramita, MHPE, PhD, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD, dan Prof. dr. Ratna Sitompul, SpM(K). Sebagai pembahas adalah Dr. dr. Dhanasari Vidiawati, MSc,CM-FM dan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed, SpOG(K),PhD.

 

Harapan Pada IDI Untuk Pendidikan Dan Pelayanan Dokter Masa Depan: Kajian Perundangan dan Organisatoris

WhatsApp Image 2020 12 15 at 13.49.54Pada 15 Desember 2020, telah dilaksanakan diskusi yang dilaksanakan oleh Pemerhati Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan yang berjudul “Harapan Pada IDI Untuk Pendidikan dan Pelayanan Dokter Masa Depan: Kajian Perundangan dan Organisatoris”. Moderator sesi ini adalah Dr. dr. Herqutanto, MPH, M.A.R.S. dengan pembicara Prof. Dr. R. Syamsuhidayat SpB (K), Prof. Dr. M. Ahmad Djojosugito,dr. SpOT., MHA, MBA, DR. Dr. Judil Herry, dan Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc PhD. Ada 2 penanggap, yaitu Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD dan Dr. Yoni Fuadah Syukriani, dr., M.Si., Sp.F., DFM.

Reportase Peran Pemerintah, Organisasi Profesi dan masyarakat dalam Pendidikan Kedokteran

mq2Pada Sabtu, 5 Desember 2020, WAG Indonesia Sehat Sejahtera menyelenggarakan Zoom Meeting: Peran Pemerintah, Organisasi Profesi dan masyarakat dalam Pendidikan Kedokteran. Pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan sejauh mana keterlibatan organisasi profesi seperti IDI dalam pendidikan kedokteran. Pembicara pada Zoom Meeting ini adalah dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih M.Med.Ed.,Ph.D. dan Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D dan ada 4 penanggap, yaitu dr. Muhammad Asroruddin, Sp.M, dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes, Dr. dr. Judilherry Justam, MM., ME dan dr. Ganis Irawan, Sp.PD. Kemudian yang bertindak sebagai moderator adalah dr. Patrianef, Sp. B(K) V, FINACS, FICS.

Reportase Zoom Meeting Seminar Online ”Hubungan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)”

Seminar online ”Hubungan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)” diadakan oleh Pemerhati Pendidikan Kedokteran dan Layanan Kesehatan Indonesia pada Kamis, 22 Oktober 2020 pada pukul 13.00 WIB.

Materi pertama oleh dr. Judilherry yang berjudul “Betulkah ada konflik kepentingan antara KKI dan IDI?”. Agenda Reformasi 1998 di bidang kesehatan yaitu Kewenangan Kemenkes masa Orde Baru yang “government heavy” sebagian dipisah/dikurangi dengan pembentukan Konsil Kedokteran Indonesia dan dengan pemberdayaan organisasi profesi. Pada 2003, IDI dipimpin secara kolektif oleh MPP yang terdiri dari Ketua Umum PB-IDI, Ketua MKKI, Ketua MKEK dan Ketua MPPK. Namun pada 2015, reduksi mekanisme check and balance MKEK, MKKI, dan MPPK menjadi subordinate IDI, sehingga sekarang kepimpinan IDI tingkat pusat adalah tunggal oleh ketua umum PB IDI.

Reportase Seminar Online “Penguatan Layanan Primer dalam Penanganan COVID-19”

penguatan layanan primer dalam penanganan covid 19Seminar online Penguatan Layanan Primer dalam Penanganan COVID-19 yang dilaksanakan pada Kamis, 15 Oktober 2020 diselenggarakan oleh Pemerhati Pendidikan Kedokteran dan Pelayanan Kesehatan Indonesia. Seminar online ini dipandu oleh Dr. dr. Dhanasari Vidiawati Sanyoto MSc.CM-FM, Sp.DLP, FISPH, FISCM. sebagai moderator.

Paparan pertama dibawakan oleh Dr. dr. Yoni F. Syukriani. MSi, SpF, DFM yang menjelaskan tentang pentingnya penguatan layanan primer dalam UU Pendidikan Kedokteran (Lesson learned from covid-19 pandemic). Di awal pandemi, organisasi kesehatan termasuk WHO lebih berkonsentrasi pada kesiapan di faskes sekunder dan tersier, misalnya ventilator di ICU RS. Semakin lama mulai disadari pentingnya pelauanan sektor primer karena harus menjadi benteng untuk pencegahan memburuknya penyakit, memerlukan dukungan fasilitas kesehatan yang ahli dan masih jarang. Bila ingin menuntaskan pandemi secara komprehensif, layanan tingkat primer yang harus lebih disiapkan. Model pelayanan di tingkat primer pun bergeser dari penyakit akut - kronis - pandemic - pasca pandemi.