Medical Humanities in Medical Education and Practice

Medical humanities (MH) adalah tanda dari perkembangan dan kematangan dalam kedisiplinan. MH bukanlah hal baru, jika meniliki ke belakang pada tahun 1927, Peabody mengatakan “ the secret of the care of patient is in caring for the patient “ kemudian muncul pendapat dari Pellegrino pada tahun 1984 “medicine connects technical and moral questions in its clinical decisions: it is required to be both objective and compassionate”. MH berada pada dua sisi antara science dan humanities dan tidak dapat dipisahkan hal tersebut.

Tantangan yang muncul pada abad ini yaitu adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat. Perkembangan pada dunia kedokteran khususnya seperti nanotechnology, genome editing, robotics, dan 3D printing telah merubah cara pandang kita terhadap dunia yang semakin kompleks. Pertanyaannya apakah dengan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya kita bisa tetap menjaga sisi humanistic dan kepedulian dalam pelayanan kesehatan?

Penggunaan SMCI untuk Menilai Kapasitas Spesialis Pendidikan Kesehatan dalam Menggunakan Teknologi Social Media untuk Promosi Kesehatan

Social media dapat digunakan sebagai sarana dalam promosi kesehatan dengan memfasilitasi keterlibatan dan kolaborasi antara profesi kesehatan dengan masyarakat. Oleh karena itu, peran social media secara cepat menjadi sarana yang vital untuk promosi kesehatan. Saat pedoman dan pelatihan berperan pada profesi kesehatan masyarakat, saat ini belum terdapat pengukuran yang standar untuk menghitung kompetensi sosial media secara individu pada Certified Health Education Specialists (CHES) dan Master Certified Health Education Specialists (MCHES).

Pada diskusi bersama dengan pendampingan dosen (Critical Appraisal) yang dilakukan oleh mahasiswa Program Magister Ilmu Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan FK - KMK UGM pada 17 Desember 2018 di Ruang Kuliah Gd. Radioputro Lt. 6 FK - KMK UGM yang merupakan kegiatan peningkatan kapasitas akademik mahasiswa, dilakukan diskusi terhadap artikel jurnal yang berjudul “ Designing and Testing an Inventory for Measuring Social Media Competency of Certified Health Education Specialists.” yang diambil dari Journal of Medical Internet Research. Artikel ini dipublikasikan secara online pada 23 September 2015. Tema pada artikel ini menarik untuk dibahas karena isunya popular tentang penggunaan sosial media yang penelitian dalam jurnal tersebut juga didukung oleh teori - teori yang menarik dan praktis, yaitu teori yang menjelaskan faktor - faktor yang mungkin mempengaruhi seseorang dalam menggunakansosial media.

Pengembangan Kurikulum Online Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa Kedokteran

Ketika kesehatan masyarakat menjadi semakin sentral dalam praktik kedokteran, upaya pendidikan diperlukan untuk mempersiapkan mahasiswa kedokteran untuk menerapkan konsep kesehatan masyarakat dalam perawatan pasien. Ada beberapa alat yang dapat diakses dan informatif untuk mempersiapkan siswa untuk terlibat dengan tantangan kesehatan populasi.

Peserta didik yang berpartisipasi dalam kurikulum kesehatan publik online lima minggu ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan kesehatan masyarakat. Format online memungkinkan partisipasi tinggi di lima rotasi spesialisasi yang berbeda, dan data khusus komunitas memungkinkan siswa untuk mengenali pentingnya kesehatan masyarakat dalam praktik medis.

Spiritualitas dan Spiritual Care dalam Asuhan Kebidanan

“Seorang bidan menganut filosofis yang mempunyai keyakinan di dalam dirinya bahwa semua manusia adalah makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama”.
Dalam implementasinya:

“Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai satu kesatuan fisik, psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksi”.

Kutipan di atas merupakan pernyataan yang termuat dalam falsafah kebidanan yang menjadi panduan dalam menjalankan praktik kebidanan yang termuat dalam Standar Profesi Bidan Indonesia. Profesi bidan berperan dalam memberikan asuhan yang aman, bersifat holistik, dan berpusat pada individu di segala batasan usia dan berbagai setting kehidupan.

Refleksi dalam Pengalaman Belajar Memainkan Peranan Penting dalam Membentuk Identitas Profesional Seorang Dokter

Selama beberapa tahun terakhir, pengembangan profesional identitas menjadi fokus utama dari pendidikan kedokteran, dengan menekankan pada proses yang beragam dan individual serta jalan yang harus ditempuh agar mahasiswa berkembang menjadi dokter yang diharapkan. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi bagaimana agar identitas profesional ini terbentuk, hasil penelitian menunjukkan bahwa refleksi dalam pengalaman belajar memerankan peranan penting. Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan keterampilan reflektif dalam bidang medis antara lain siswa harus menggunakan refleksi tertulis tentang signifikansi pribadi, diikuti oleh diskusi kelompok kecil dimana guru mendorong siswa untuk fokus pada pengalaman belajar yang diambil dari tulisan mereka.