FIRST ANNOUNCEMENT- Call For Paper: "INDONESIAN MEDICAL AND HEALTH PROFESSION EDUCATION 1st INTERNATIONAL CONFERENCE" (Ina-MHPEC 2020)

Konferensi INA-MHPE 2020 diadakan oleh Departemen Pendidikan Kedokteran dan Bioetika (DPKB) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), bekerja sama dengan Departemen Ilmu Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia (UI) dan MERSDU Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UA).

Konferensi ini  mengundang para pemimpin dan pendidik di Indonesia dan luar negeri untuk bergabung dalam kongres internasional yang bertemakan "Character Building of Medical and Health Professions for the 21st Century".

Ini adalah kesempatan bagi para pemimpin, pendidik dan mereka yang memiliki visi yang sama, untuk terhubung dan berkolaborasi, serta mempelajari hal baru di bidang pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan yang lebih baik.

INA MHPEC 2020 adalah international joint-conference yang merupakan rangkaian (in- conjunction) kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Airlangga (UA) serta organisasi profesi di bidang pendidikan profesi kesehatan di Indonesia (AIPKI, PERPIPKI, AIDIPROKESI dan IAM-HPE).

Perbandingan Tiga Model Fasilitasi Klinis untuk Siswa Kebidanan di Australia Selatan

Penempatan klinis adalah fitur inti dari program pendidikan kebidanan Australia, dengan pengawasan klinis diakui sebagai komponen kunci untuk keberhasilan siswa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi model fasilitasi klinis di Australia Selatan, khususnya kualitas pengawasan klinis untuk memfasilitasi pembelajaran, dan kepuasan pemangku kepentingan utama.

Desain penelitian evaluasi metode campuran digunakan untuk membandingkan tiga model fasilitasi klinis untuk siswa kebidanan yang melakukan penempatan klinis di lima tempat. Siswa kebidanan (n = 174), di dua universitas menyelesaikan survei elektronik anonim menggunakan Kuisioner Pengalaman Penempatan Klinis yang divalidasi.

Pentingnya Role Model Pembimbingan Klinik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Kedokteran

Penelitian di bidang pendidikan kedokteran secara umum yang berfokus pada pembimbingan klinik secara khusus, selama ini masih memiliki prioritas rendah di Asia Selatan. Banyak gaps dalam metode pembimbingan klinik antara dunia barat dan timur, dimana kurikulum pendidikan kedokteran kurang fokus pada metode pembimbingan klinik yang akan menjembatani adanya keterampilan komunikasi yang rendah, etika dan profesionalisme lulusan kedokteran selama ini. Di sinilah peran pentingnya strategi dan metode pembimbingan klinik serta keberadaan dosen pembimbing klinik.

Menelaah Hubungan Komunikasi Dokter – Pasien Melalui Pendekatan Spiritualitas dan Religi

Beberapa artikel telah dipublikasikan dalam jurnal peer review mengenai keterkaitan antara religi, spritualitas dan kesehatan. Mayoritas dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa siapapun yang melibatkan diri dalam aspek spiritual/religi (S/R) dalam kehidupannya memiliki kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, kualitas hidup yang lebih baik serta tingkat kematian yang rendah. Banyak organisasi profesional di Amerika, misalnya the American College of Physician, the American Medical Association, the American Nurses Association, dan the Association of American Medical Colleges yang mengakui bahwa penanganan masalah spiritual pasien merupakan bagian dari praktek klinis dan bagian penting dari pelayanan kesehatan.

Refleksi pada Pendidikan Kedokteran: Kerendahan Hati Intelektual, Penemuan, dan Pengetahuan

Tujuan dari pendidikan kedokteran untuk membantu mahasiswa memiliki kapabilitas profesional dengan meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan mereka, selain itu juga kepribadian, moral dan tingkah laku penting juga bagi seorang professional. Refleksi telah diproklamirkan sebagai sesuatu yang membantu dokter dalam menghadapi kompleksitas dan kesulitan - kesulitan yang dihadapi dalam pendidikan kedokteran. Pengetahuan kita tentang dunia penuh dengan ketidakpastian, ketidaktahuan dan indeterminan, dan dipengaruhi oleh emosi, bias dan ilusi, termasuk ilusi yang tidak memiliki ilusi. Peneliti berpendapat bahwa pengetahuan tentang mekanisme yang mendasari pemikiran manusia mungkin berguna dalam merancang program pendidikan untuk menumbuhkan atribut yang diinginkan seperti rasa ingin tahu, kesadaran diri kritis dan ketajaman intuitif dalam profesional medis. Artikel ini diterbitkan pada 2018 di jurnal Medicine, Healthcare and Philosophy.